Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Militer Thailand Kecam Serangan Roket Kamboja yang Hantam Permukiman Sipil di Sa Kaeo

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Militer Thailand Kecam Serangan Roket Kamboja yang Hantam Permukiman Sipil di Sa Kaeo
Foto: (Sumber: Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja, Jumat (29/8/2025). Meski gencatan senjata masih diberlakukan, penjagaan ketat kawasan perbatasan tetap dilakukan Tentara Kerajaan Kamboja akibat konflik perbatasan negara mereka dengan Thailand yang dipicu oleh sengketa kepemilikan Kuil Preah Vihear itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).)

Pantau - Militer Thailand mengecam keras serangan sekitar 40 roket BM-21 dari wilayah Kamboja yang menghantam permukiman sipil di Desa Ban Khlong Phaeng, Distrik Ta Phraya, Provinsi Sa Kaeo, pada Kamis, 25 Desember 2025.

Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada rumah warga, fasilitas umum, infrastruktur jalan, serta lahan pertanian di sekitar lokasi.

Pihak militer Thailand menilai serangan ini sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia.

Mereka juga menegaskan bahwa penggunaan persenjataan berat terhadap kawasan sipil merupakan tindakan tidak beritikad baik dalam konflik perbatasan.

Korban Jiwa dan Reaksi Militer Thailand

Satu orang prajurit Thailand bernama Thanaphat Nanthawong dilaporkan gugur dalam insiden tersebut, menambah jumlah korban tewas di pihak militer Thailand menjadi 23 orang sejak konflik memanas pada 8 Desember 2025.

Jenazah prajurit telah dihormati dalam upacara militer di Pangkalan Udara Watthana Nakhon sebelum diterbangkan ke kampung halamannya di Amnat Charoen.

Menanggapi insiden ini, juru bicara militer Thailand menyatakan, "Tindakan ini adalah bentuk pelanggaran yang disengaja terhadap hukum internasional dan tidak menunjukkan komitmen perdamaian," ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Ketegangan Diplomatik dan Akar Konflik

Meskipun dialog militer antara Thailand dan Kamboja telah dimulai pada 24 Desember 2025 di Provinsi Chanthaburi, situasi di sepanjang perbatasan masih belum menunjukkan tanda-tanda stabilitas.

ASEAN menyerukan kedua negara untuk menahan diri dan segera mengakhiri kekerasan demi menjaga stabilitas kawasan.

Konflik ini dipicu oleh sengketa wilayah yang berkepanjangan di sekitar Kuil Preah Vihear, yang sebelumnya telah beberapa kali menyebabkan bentrokan bersenjata meski gencatan senjata sempat diberlakukan.

Konflik yang terus berulang ini dinilai sebagai ujian serius bagi mekanisme penyelesaian damai ASEAN di kawasan perbatasan negara-negara anggotanya.

Penulis :
Gerry Eka