Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Suriah Luncurkan Mata Uang Baru Mulai 1 Januari 2026, Simbol Era Assad Dihapus

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Suriah Luncurkan Mata Uang Baru Mulai 1 Januari 2026, Simbol Era Assad Dihapus
Foto: (Sumber: Seorang pria mengibarkan bendera oposisi Suriah saat merayakan runtuhnya rezim Partai Baath yang bekuasa selama 61 tahun di Perlintasan Perbatasan Masnaa, Lebanon, Minggu (8/12/2024). Pemberontak Suriah mengumumkan mereka berhasil menggulingkan Presiden Bashar al-Assad setelah merebut Kota Damaskus. ANTARA FOTO/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh/Spt.)

Pantau - Pemerintah transisi Suriah akan mulai penukaran mata uang nasional pada 1 Januari 2026 sebagai bagian dari reformasi ekonomi dan simbolik pasca-jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

Kebijakan ini diatur melalui Dekrit Presiden No. 293 Tahun 2025 yang memberikan wewenang kepada Bank Sentral Suriah untuk mengatur jadwal dan lokasi penukaran uang.

Langkah ini menandai dimulainya fase baru dalam sistem ekonomi dan moneter negara yang dilanda konflik berkepanjangan.

Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdel Qader al-Hasriya, menjelaskan bahwa mata uang baru terdiri dari enam pecahan dan tidak lagi memuat gambar atau simbol politik, termasuk wajah mantan Presiden Bashar al-Assad maupun ayahnya, Hafez al-Assad.

Dalam pernyataannya, ia menyebut ini sebagai “awal fase ekonomi dan moneter baru”, dan menjanjikan transparansi penuh dalam proses penukaran.

Konferensi pers dijadwalkan pada Minggu untuk merinci lokasi, tata cara, dan batas waktu penukaran.

Penukaran ini dilakukan menyusul depresiasi parah Pound Suriah dalam beberapa tahun terakhir, yang memaksa warga membawa uang tunai dalam jumlah besar untuk kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah transisi yang dipimpin Presiden Ahmad al-Sharaa sejak Januari 2025 memandang kebijakan ini sebagai bagian dari reformasi ekonomi dan politik yang lebih luas.

Tujuan utamanya adalah membersihkan simbol era lama, menstabilkan sistem keuangan, dan memulihkan kepercayaan publik terhadap mata uang nasional di tengah upaya rekonstruksi negara pascakonflik.

Penulis :
Gerry Eka