
Pantau - Sepanjang tahun 2025, China memainkan peran signifikan dalam mendorong stabilitas di kawasan Timur Tengah melalui pendekatan diplomasi damai, bantuan kemanusiaan, dan kerja sama pembangunan jangka panjang. Keterlibatan ini mencakup wilayah-wilayah konflik seperti Gaza, Tepi Barat, Yaman, Iran, Sudan, dan Lebanon.
Diplomasi Konsensus dan Bantuan Nyata di Tengah Krisis
China aktif menyerukan gencatan senjata di Gaza, mendukung solusi dua negara, dan terlibat langsung dalam berbagai forum rekonsiliasi, termasuk memfasilitasi perundingan 14 faksi Palestina di Beijing pada Juli 2024. Selain itu, China memberikan bantuan sebesar 100 juta dolar AS untuk rekonstruksi Gaza pada Desember 2025.
Bentuk keterlibatan China meliputi diplomasi tingkat tinggi, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan proyek pembangunan yang mencakup transportasi, energi, dan layanan publik.
Para analis menilai pendekatan China berbasis pada prinsip dialog, saling menghormati, dan konsensus, berbeda dengan pendekatan intervensi militer yang kerap diambil negara Barat.
Dukungan Arab dan Efek Global Diplomasi Beijing
China mendapat dukungan dari semua 22 negara Arab dan Liga Arab terhadap inisiatif strategis seperti Belt and Road Initiative (BRI), Global Development Initiative (GDI), Global Security Initiative (GSI), Global Civilization Initiative (GCI), dan Global Governance Initiative (GGI).
China juga dinilai sebagai penjaga perdamaian oleh berbagai analis di kawasan. “China telah memainkan peran yang nyata dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kelembagaan Palestina,” ungkap Suleiman Bsharat, analis politik di Ramallah.
Hassan Al-Daja, profesor kajian strategis asal Yordania, menyebut China sebagai “katup pengaman di Dewan Keamanan PBB” karena sikapnya yang adil dalam forum internasional.
Menuju Tatanan Diplomasi Global yang Lebih Seimbang
Sepanjang tahun 2025, China konsisten mendorong penyelesaian damai atas konflik di Israel-Iran, Sudan, dan Laut Merah, dengan menekankan prinsip nonintervensi, dialog, dan penghormatan terhadap kedaulatan.
Pendekatan diplomatis China dinilai membuka jalan bagi stabilitas dan pembangunan jangka panjang di kawasan. “China tidak memaksakan solusi sepihak, tetapi menawarkan pendekatan yang dialogis dan seimbang,” ujar Khalid Haroub, profesor Northwestern University Qatar.
China kini dipandang sebagai model baru diplomasi global yang menempatkan penghormatan terhadap semua kepentingan sebagai landasan utama.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti







