Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Saat Iran Singgung Pasal 2.4 Piagam PBB untuk Usik AS

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Saat Iran Singgung Pasal 2.4 Piagam PBB untuk Usik AS

Pantau.com - Secara terang-terangan mengancam akan melancarkan perang nuklir terhadap negara lain tidak hanya ilegal menurut hukum internasional. Iran menanggapi retorika Presiden donald Trump.

"Ada piagam PBB, dan ancaman perang adalah ilegal," kata Menlu Iran Javad Zarif kepada CNN, yang dikutip dari RT, Kamis (27/6/2019) dalam memparafrasekan Pasal 2.4 Piagam PBB, sehari setelah Trump berbicara perang nuklir dengan negaranya.

Pernyataan itu menunjukkan bahwa niat AS tentu ilegal. Javad melanjutkan, Amerika Serikat tidak akan bisa melenyapkan Iran kecuali menggunakan senjata terlarang oleh dunia internasional.

Baca juga: Trump: Iran Tak Cerdas, Perang dengan Mereka Waktunya Tak Akan Lama!

Zarif tidak merinci apa yang sebenarnya dia maksudkan dengan senjata terlarang, tetapi dia baru-baru ini menunjukkan AS adalah satu-satunya negara yang pernah menggunakan nuklir.

"Berapa banyak yang telah dibunuh AS?" Zarif mengecam kemunafikan AS.

Zarif pun menyarankan Trump untuk mempekerjakan penasihat baru, orang-orang yang dapat sepenuhnya memahami posisi Iran dan yang dapat menawarkan solusi melewati krisis. Tentu, orang yang dimaksud adalah John Bolton, penasihat keamanan AS.

"informasi yang salah, analisis yang salah, dan sekarang Presiden Trump menemukan dirinya dalam situasi di mana ia percaya )pada John Bolton)," kata Zarif.

Baca juga: Pertanyakan Kenapa Serangan AS Batal, Iran: Khawatir Nasib 150 Orang?

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei menegaskan pihaknya tak akan bernegosiasi dengan Iran hingga AS kembali kepada perjanjian nuklir Iran 2015 yang sebelumnya, Trump menarik diri.

Kedua negara agaknya hampir mencapai perang besar dalam hubungannya. AS ingin membalas Iran, setelah drone miliknya ditembak jatuh militer Iran. Namun Trump membatalkan serangan tersebut karena memikirkan 150 nyawa yang bisa tewas dalam aksi tersebut.

Sementara kedua negara menekankan bahwa mereka bertujuan untuk mencegah perang habis-habisan, Iran terus memandang retorika Amerika, tindakan militer dan ekonomi terhadap Iran sebagai "konfrontatif" dan "provokatif."

rn
Penulis :
Widji Ananta

Terpopuler