
Pantau - Lima terdakwa siap menjalani sidang perdana Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC, Aremania di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, hari ini.
Kelima terdakwa antara lain Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Has Darmawan, Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, serta Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmad. Sidang digelar secara virtual mulai pukul 10.00 WIB.
Sidang sudah dipersiapkan sejak jauh hari, mulai dari materi persidangan hingga pengamanan sidang. Keamanan menjadi salah satu yang disorot lantaran kasus ini menjadi pusat perhatian nasional, bahkan internasional.
Sejak awal, Aremania diminta untuk tak datang ke Surabaya. Mereka yang boleh menyaksikan sidang adalah perwakilan korban. Aremania pun turut memprotesnya, lantaran ingin sidang bisa dipantau secara langsung, apalagi PN Surabaya melarang sidang ditayangkan secara live.
Setidaknya, ada 800 petugas keamanan disiagakan sejak pagi di sekitar PN Surabaya. Jumlah petugas itu bisa saja bertambah jika muncul potensi kerawanan keamanan.
"Kami siapkan 1.800 atau 3.600 personel kalau rawan. Sementara, 800 dulu," kata Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Toni Kasmiri, Jumat (13/1/2023).
Ratusan personel Polri ini ditempatkan di tiga titik, mulai dari dalam hingga luar PN Surabaya. "Di PN dibagi 3 ring, 1 ABC, 2 ABC, dan jalur escape, termasuk ring 3 halaman luar," tambah Toni.
Persiapan pengamanan sidang Tragedi Kanjuruhan ini tak main-main. Polisi bahkan sudah melakukan gladi bersih.
Ratusan personel dari Sabhara, Brimob, hingga Reskrim mengikuti gladi bersih itu. Termasuk juga dengan mempersiapkan kendaraan kendaraan taktis (rantis) mulai barakuda, watercannon, hingga mobil patroli.
Toni berharap, masyarakat, Aremania, serta Bonek untuk mempercayakan pada proses hukum yang berlaku. Ia mengimbau agar tak ada aksi unjuk rasa selama proses sidang digelar.
"Tidak usah aksi unjuk rasa atau provokasi atau terprovokasi, karena kita juga jelang Piala Dunia (U-20) jadi sorotan untuk Surabaya. Polrestabes tidak memberi izin aksi unjuk rasa Aremania karena ada penolakan Bonek. Kalau ada uneg-uneg, silakan disampaikan, jangan unjuk rasa," jelas Toni.
Sementara itu, Humas PN Surabaya, Suparno menyebut akan ada 140 saksi yang akan dihadirkan selama sidang Tragedi Kanjuruhan. Jumlah itu bisa bertambah atau berkurang.
"Ada 140 (saksi), tergantung pihak JPU (jaksa penuntut umum) nanti yang membuktikan," kata Suparno saat ditemui di PN Surabaya, Jumat (13/1/2023).
Suparno berharap, persidangan berlangsung aman dan tertib. Mengingat, perkara tersebut tengah menjadi sorotan di sejumlah negara. "Semoga sidangnya tertib, aman, dan lancar," tandas Suparno.
Kelima terdakwa antara lain Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Danki 3 Brimob Polda Jatim AKP Has Darmawan, Kabagops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, serta Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmad. Sidang digelar secara virtual mulai pukul 10.00 WIB.
Sidang sudah dipersiapkan sejak jauh hari, mulai dari materi persidangan hingga pengamanan sidang. Keamanan menjadi salah satu yang disorot lantaran kasus ini menjadi pusat perhatian nasional, bahkan internasional.
Sejak awal, Aremania diminta untuk tak datang ke Surabaya. Mereka yang boleh menyaksikan sidang adalah perwakilan korban. Aremania pun turut memprotesnya, lantaran ingin sidang bisa dipantau secara langsung, apalagi PN Surabaya melarang sidang ditayangkan secara live.
Ratusan personel Polri disiagakan
Setidaknya, ada 800 petugas keamanan disiagakan sejak pagi di sekitar PN Surabaya. Jumlah petugas itu bisa saja bertambah jika muncul potensi kerawanan keamanan.
"Kami siapkan 1.800 atau 3.600 personel kalau rawan. Sementara, 800 dulu," kata Kabag Ops Polrestabes Surabaya AKBP Toni Kasmiri, Jumat (13/1/2023).
Ratusan personel Polri ini ditempatkan di tiga titik, mulai dari dalam hingga luar PN Surabaya. "Di PN dibagi 3 ring, 1 ABC, 2 ABC, dan jalur escape, termasuk ring 3 halaman luar," tambah Toni.
Persiapan pengamanan sidang Tragedi Kanjuruhan ini tak main-main. Polisi bahkan sudah melakukan gladi bersih.
Ratusan personel dari Sabhara, Brimob, hingga Reskrim mengikuti gladi bersih itu. Termasuk juga dengan mempersiapkan kendaraan kendaraan taktis (rantis) mulai barakuda, watercannon, hingga mobil patroli.
Toni berharap, masyarakat, Aremania, serta Bonek untuk mempercayakan pada proses hukum yang berlaku. Ia mengimbau agar tak ada aksi unjuk rasa selama proses sidang digelar.
"Tidak usah aksi unjuk rasa atau provokasi atau terprovokasi, karena kita juga jelang Piala Dunia (U-20) jadi sorotan untuk Surabaya. Polrestabes tidak memberi izin aksi unjuk rasa Aremania karena ada penolakan Bonek. Kalau ada uneg-uneg, silakan disampaikan, jangan unjuk rasa," jelas Toni.
Sementara itu, Humas PN Surabaya, Suparno menyebut akan ada 140 saksi yang akan dihadirkan selama sidang Tragedi Kanjuruhan. Jumlah itu bisa bertambah atau berkurang.
"Ada 140 (saksi), tergantung pihak JPU (jaksa penuntut umum) nanti yang membuktikan," kata Suparno saat ditemui di PN Surabaya, Jumat (13/1/2023).
Suparno berharap, persidangan berlangsung aman dan tertib. Mengingat, perkara tersebut tengah menjadi sorotan di sejumlah negara. "Semoga sidangnya tertib, aman, dan lancar," tandas Suparno.
- Penulis :
- khaliedmalvino