
Pantau - Kasus serial killer dukun Banjarnegara oleh Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet perlahan mulai terkuak. Mbah Slamet diklaim sebagai dukun pengganda uang asal Desa Balun Kecamata Wanayasa.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menyebut korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat dibunuh dengan meminum minuman yang sebelumnya sudah ditabur racun ikan. PO diketahui menagih uangnya ke Mbah Slamet.
"Korban diberi minuman yang sudah diberi obat potas. Alasannya minuman itu untuk ritual. Kemudian setelah korban tewas, dikubur di jalan setapak menuju hutan," ungkap Hendri saat konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023).
Hendri menambahkan korban bertemu dengan Mbah Slamet pada Juli 2022. Korban saat itu mengajak anaknya yang berinisial GE.
Keperluan korban saat itu untuk menggandakan uang. Dia mendapat kabar tentang dukun pengganda uang itu dari postingan di Facebook.
Korban disebut sudah beberapa kali memberikan mahar kepada pelaku. Totalnya hingga Rp 70 juta. Mbah Slamet menjanjikan akan memberikan uang Rp 5 miliar.
"Korban berusaha menagih karena yang katanya bisa menggandakan uang tapi tidak diberikan," ujar Hendri.
Saat dihadirkan di konferensi pers, Slamet mengaku sempat memberikan uang kepada korban sejumlah Rp 11 juta.
"Korban pernah diberi uang Rp 11 juta. Setelah itu tidak lagi," kata Slamet di Mapolres Banjarnegara.
Pada 20 Maret 2023, korban datang sendiri ke Desa Balun untuk menemui Slamet. "Tanggal 23 Maret (PO) masih komunikasi dengan anaknya. Intinya menyampaikan kalau dia sedang di rumah ST (Slamet Tohari)," jelas Hendri.
"Dan esok harinya, tanggal 24 Maret, korban sudah tidak bisa dihubungi lagi," imbuh Hendri.
Namun, sehari sebelum putus kontak, PO sempat berpesan kepada GE agar melapor ke polisi jika dirinya sudah tidak bisa dihubungi.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menyebut korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat dibunuh dengan meminum minuman yang sebelumnya sudah ditabur racun ikan. PO diketahui menagih uangnya ke Mbah Slamet.
"Korban diberi minuman yang sudah diberi obat potas. Alasannya minuman itu untuk ritual. Kemudian setelah korban tewas, dikubur di jalan setapak menuju hutan," ungkap Hendri saat konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023).
Hendri menambahkan korban bertemu dengan Mbah Slamet pada Juli 2022. Korban saat itu mengajak anaknya yang berinisial GE.
Keperluan korban saat itu untuk menggandakan uang. Dia mendapat kabar tentang dukun pengganda uang itu dari postingan di Facebook.
Korban disebut sudah beberapa kali memberikan mahar kepada pelaku. Totalnya hingga Rp 70 juta. Mbah Slamet menjanjikan akan memberikan uang Rp 5 miliar.
"Korban berusaha menagih karena yang katanya bisa menggandakan uang tapi tidak diberikan," ujar Hendri.
Saat dihadirkan di konferensi pers, Slamet mengaku sempat memberikan uang kepada korban sejumlah Rp 11 juta.
"Korban pernah diberi uang Rp 11 juta. Setelah itu tidak lagi," kata Slamet di Mapolres Banjarnegara.
Pada 20 Maret 2023, korban datang sendiri ke Desa Balun untuk menemui Slamet. "Tanggal 23 Maret (PO) masih komunikasi dengan anaknya. Intinya menyampaikan kalau dia sedang di rumah ST (Slamet Tohari)," jelas Hendri.
"Dan esok harinya, tanggal 24 Maret, korban sudah tidak bisa dihubungi lagi," imbuh Hendri.
Namun, sehari sebelum putus kontak, PO sempat berpesan kepada GE agar melapor ke polisi jika dirinya sudah tidak bisa dihubungi.
- Penulis :
- khaliedmalvino