
Pantau - Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar, mengatakan persoalan terorisme menjadi isu yang dibahas dalam kegiatan ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17. Pasalnya, pelaku terorisme terikat dengan jaringan transnasional.
"Jadi isu terorisme fokus dari pertemuan AMMTC karena kita tahu terorisme sebagai salah satu kejahatan transnasional adalah kejahatan yang tidak miliki batas negara," kata Aswin di Labuan Bajo, NTT, Selasa (22/8/2023).
Aswin menambahkan, banyak jaringan teroris atau organisasi eroris yang berada lintas negara. Karena setiap organisasi atau jaringan teroris dinilai berbahaya dan menjadi ancaman bersama.
"Bukan cuma ASEAN bahkan sampai beberapa negara lain di Timur Tengah, negara-negara lain ya yang merasakan dampak terorisme," ujarnya.
Dikatakan Aswin, delegasi Polri bersama 14 negara yang terlibat merumuskan kerja sama penanganan organisasi teroris dalam AMMTC. Dalam AMMTC ini, katanya, ancaman-ancaman dari kelompok teroris juga dibahas.
"Kita dorong agar bisa menangani sama-sama organisasi-organisasi teroris yang beroperasi ASEAN maupun mengancam security di wilayah ASEAN dari rekrutmen, lintas pendanaan, dan beberapa ada juga ekspor ideologi yang disebarkan dan adanya internet sekarang memang tidak ada lagi batas terutama di ASEAN sudah terbiasa kita ketahui ada propaganda lalu medsos atau internet," ucapnya.
Aswin mengatakan kerja sama menangani penyebaran propaganda maupun ideologi terorisme lewat internet juga dibahas dalam AMMTC. Dia mengatakan Indonesia memiliki peran besar dalam upaya penanganan terorisme.
"Tetapi di situ ada konteks sharing informasi kesamaan pandangan tentang ancaman terorisme bagi kawasan kita kemudian penanganan terorisme founding yang lintas negara juga kemudian tadi sosial media kemudian tindakan-tindakan, sama meningkatkan kapasitas atau kemampuan penanganan pencegahan di negara ASEAN," tandasnya.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu