
Pantau - Pengacara keluar korban, Dini Sera Afrianti alias Andini (27), Dimas Yemahura, mengtakan mengenai tangis pelaku Gregorius Ronald Tannur (31) usai menganiaya kliennya Dini hingga tewas dinilainya hanya gimmick karena pelaku takut ditahan.
"Jadi begini, ada fase-fase orang itu memahami apa yang dia lakukan itu ternyata benar ataupun salah. Seperti pada saat dia merekam itu saya menilai rekaman dia yang ketawa-ketawa itu adalah bentuk kepanikan dia dan juga bentuk cara dia untuk menutupi alibinya, soalnya dia tidak mengetahui apa yang dia lakukan terhadap korban, itu yang pertama," kata Dimas Yemahura, Sabtu (7/10/2023).
Dimas menambahkan tangisan pelaku Ronald takut ditahan, karena tak siap menghadapi hukuman yang sudah ada di depan mata.
"Yang kedua saat dia menangis saat konferensi pers, saya menilai tangisan dia adalah tangisan karena dia takut untuk ditahan dan takut menjalani proses hukum. Karena sudah jelas-jelas secara hukum dia terbukti melakukan perbuatan itu jadi saya menilai penyesalan yang dia perlihatkan itu, saya tidak melihat atau merasa ada penyesalan itu," ujarnya.
Menurut Dimas, pihaknya tidak mendengar sepatah kata dari pelaku Rondald yang meminta maaf kepada keluarga korban. Namun, keluarga Ronald sudah meminta maaf.
"Pelaku belum, nggak ada. Kalau keluarga ada sudah ada komunikasi tapi kembali lagi komunikasi itu sudah langsung saya batasi komunikasi. Saya mau berkomunikasi tapi berkomunikasi ini tidak untuk mengintervensi proses hukum yang berjalan," tuturnya.
Walaupun keluarga pelaku sudah meminta maaf, tapi proses hukum harus tetap berjalan semestinya. Hal ini karena pelaku Rondald sudah menghilangkan nyawa korban.
"Komunikasi sebagai bentuk tanggung jawab moril dan sosial dari keluarga pelaku karena itu merupakan kewajiban yang secara sadar harus dilakukan oleh keluarga pelaku. Tapi proses hukum harus tetap berjalan, karena nyawa orang tidak bisa diselesaikan dengan kekeluargaan," tandasnya.
Seperti diketahui, Video tangis histeris Ronald beredar di media sosial. Video ini disebut terjadi di rumah sakit, sesaat setelah Dini dinyatakan tewas usai dianiaya Ronald.
Dalam video viral, tampak sebuah mobil Innova berwarna silver yang diduga miliki Ronald sedang parkir di kawasan mirip area sekitar rumah sakit. Tampak benda-benda seperti kursi roda hingga tiang untuk infus disiapkan di dekat mobil.
Video tangis histeris Ronald beredar di media sosial. Video ini disebut terjadi di rumah sakit, sesaat setelah dinyatakan tewas usai dianiaya Ronald. Ronald juga menangis saat digelandang polisi usai konferensi pers di Polrestabes Surabaya.
Tangisan ini berbanding terbalik dengan aksi Ronald yang tertawa saat merekam kejadian kala Dini terkapar di basement. Saat itu, tubuh Dini tengah meregang nyawa usai diseret dan dilindas menggunakan mobil Ronald hingga sejauh 5 meter.
Saat ini, Ronald sudah ditetapkan sebagai tersangka di kasus penganiayaan Dini hingga tewas. Aksi penganiayaan oleh anak Edward Tannur, anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB ini dilakukan di Blackhole KTV Surabaya.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu