
Pantau - Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie mengakui, saat ini reputasi Mahkamah Konstitusi sedang anjlok karena situasi politik.
Jimly mengungkapkan, awalnya ia enggan didapuk sebagai anggota MKMK karena khawatir terlibat konflik kepentingan, karena jabatannya sebagai anggota DPD RI.
Namun, ia mengaku diyakinkan bahwa konflik kepentingan itu tidak akan terjadi karena Jimly tidak mencalonkan diri lagi pada 2024.
"Apalagi saya punya beban sejarah, belum pernah MK terpuruk image-nya kayak sekarang. Saya sebagai pendiri tidak tega. Maka saya bersedia ini," kata Jimly dalam sidang perdana MKMK, Kamis (26/10/2023).
Ia bahkan menyebut, MK sedang dalam titik nadir sepanjang hayat lembaga tersebut. Pasalnya, kasus yang akan diusutnya ini sebagai sejarah yang belum pernah terjadi di dunia.
"Ini perlu diketahui, ini perkara belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia di seluruh dunia, semua hakim dilaporkan melanggar kode etik. Baru kali ini," ucap Jimly.
Ia pun mengomentari situasi politik hari ini yang dianggapnya sudah tak lagi berpihak pada akal sehat akibat neoliberalisme.
"Sekarang ini akal sehat itu sudah dikalahkan oleh akal bulus dan akal fulus. Akal fulus itu untuk kekayaan, uang. Akal bulus itu untuk jabatan," ujarnya.
"Maka MKMK ini harus kita manfaatkan untuk menghidupkan akal sehat itu. Itu yang menuntun ke arah kemajuan peradaban bangsa," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas