
Pantau - Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Pegunungan, memanas setelah bentrokan berdarah antarpendukung pasangan calon menyebabkan 12 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Bentrokan Berdarah dan Seruan Damai dari Ahli Hukum
Bentrokan terjadi antara dua kubu pendukung pasangan calon kepala daerah, yakni Yuni Wonda - Mus Kogoya (paslon nomor urut 1) dan Miren Kogoya - Mendi Wonerengga (paslon nomor urut 2).
Kerusuhan berlangsung sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025.
Tercatat sebanyak 12 orang meninggal dunia dan 653 orang mengalami luka-luka, sebagian besar akibat terkena panah.
"Aksi saling serang antarpendukung pasangan calon kepala daerah di Puncak Jaya menyebabkan sedikitnya 12 orang meninggal dunia," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani.
Rinciannya, 423 korban luka berasal dari pendukung paslon 01 dan 230 korban luka dari pendukung paslon 02.
Ahli hukum pemilu dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), Titi Anggraini, mendesak para paslon untuk segera meredam situasi dengan menyerukan pesan damai kepada pendukungnya.
"Semestinya, para pasangan calon segera menyerukan pendukung dan jajarannya untuk tidak melakukan tindakan kekerasan apalagi yang mengarah pada tindakan kriminal," tegasnya.
Solusi Hukum dan Peran Aktif Semua Pihak
Titi menekankan pentingnya penyelesaian sengketa melalui jalur konstitusional seperti Mahkamah Konstitusi.
Ia meminta KPU, Bawaslu, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan pemerintah pusat mengambil langkah nyata untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak.
"Lebih dari itu, partai politik dan para elitenya juga harus ikut bertanggung jawab dalam menghentikan kekerasan yang terjadi," ujar Titi.
Aparat keamanan juga diminta melakukan penegakan hukum secara transparan dan akuntabel, termasuk mengungkap aktor intelektual di balik kerusuhan.
Titi menyatakan keterbukaan proses hukum penting agar tidak muncul spekulasi dan politisasi yang memperkeruh situasi.
Ia menegaskan bahwa Pilkada tidak boleh identik dengan kekerasan, apalagi sampai memakan korban jiwa.
Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dinilai krusial untuk menjaga stabilitas dan mencegah konflik semakin meluas.
Titi juga menekankan pentingnya asistensi KPU Papua dan KPU RI untuk memperkuat jajaran KPU di daerah, khususnya di Puncak Jaya.
- Penulis :
- Pantau Community