
Pantau - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyatakan bahwa proses evakuasi terhadap warga sipil korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua, masih terus berlangsung hingga Kamis ini.
Evakuasi menghadapi kendala karena jarak antara lokasi kejadian dengan pos terdekat cukup jauh dan medan yang sulit dijangkau.
Kepala Biro Informasi dan Humas Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas, menjelaskan bahwa dalam penanganan kasus ini, pemerintah dan TNI mengedepankan peran aparat kepolisian karena seluruh korban adalah warga sipil.
"Kita berkolaborasi dengan semua pihak, baik dengan penegak hukum, pemerintah daerah dan seluruh stakeholder yang ada di Papua untuk menjaga stabilitas di sana," ujar Frega.
Kemenhan Kecam Disinformasi: Korban Adalah Pendulang Sipil, Bukan Intelijen
Frega menegaskan bahwa pengerahan kepolisian menunjukkan bahwa para korban bukanlah personel militer, sekaligus membantah klaim KKB yang menyebut para pendulang sebagai agen mata-mata TNI.
"Susah ketika ada organisasi yang punya ideologi ingin mungkin memerdekakan diri dan mungkin punya agenda tertentu, akhirnya memukul rata sampai warga sipil pun dibilang sebagai agen intelijen. Dan ini tidak benar," tegasnya.
Sebanyak 11 warga sipil dilaporkan meninggal akibat serangan brutal KKB terhadap para pendulang emas ilegal.
Frega menyebut narasi bahwa korban adalah agen TNI sebagai bentuk disinformasi yang disengaja untuk menyesatkan opini publik.
"Disinformasi atau malinformasi, itu adalah memang penyesatan informasi yang dilakukan untuk merusak dan menyesatkan pemikiran ataupun persepsi yang melihat ataupun mungkin membaca," tutup Frega.
Ia juga menegaskan bahwa kehadiran TNI di Papua tak hanya menjalankan tugas keamanan, tetapi juga di sektor pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
- Penulis :
- Pantau Community