Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tujuh Karyawan PT Freeport Terjebak di Tambang Bawah Tanah Grasberg Akibat Longsor, Evakuasi Masih Berlangsung

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tujuh Karyawan PT Freeport Terjebak di Tambang Bawah Tanah Grasberg Akibat Longsor, Evakuasi Masih Berlangsung
Foto: (Sumber: Kapolsek Tembagapura Iptu Firman. ANTARA/Evarianus Supar)

Pantau - Sebanyak tujuh karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) dilaporkan terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg, Tembagapura, Papua Tengah, akibat longsor yang terjadi sejak Senin malam, 8 September 2025.

Longsor Terjadi di Tambang Grasberg Block Cave

Kapolsek Tembagapura, Iptu Firman, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan manajemen PTFI dalam upaya penyelamatan para pekerja yang terjebak.

"Informasi yang kami terima dari petugas pengamanan internal PT Freeport ada tujuh orang yang terjebak. Kejadiannya sejak tadi malam jam 22.00 WIT. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa, semoga semuanya selamat dan segera dievakuasi," ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Timika, peristiwa longsor tersebut terjadi di dalam area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada pukul 23.21 WIT.

Lokasi kejadian berada tepat di bawah tambang terbuka Grasberg yang telah tidak beroperasi selama beberapa tahun terakhir.

Material longsor yang menutup area kerja disebut sebagai wetmuck atau material basah yang diduga berasal dari area panel GBC.

Proses Evakuasi Masih Berlangsung, Diharapkan Semua Selamat

Tambang bawah tanah milik PTFI di Distrik Tembagapura diketahui telah dilengkapi dengan fasilitas keselamatan berupa chamber atau ruang perlindungan darurat.

Ruang tersebut dilengkapi suplai udara bersih, logistik, serta sarana komunikasi, guna menjamin keselamatan pekerja saat terjadi keadaan darurat seperti longsor, kebakaran, atau paparan gas beracun.

Hingga saat ini, proses evakuasi terhadap tujuh karyawan yang terjebak masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari PT Freeport Indonesia.

Belum ada laporan resmi mengenai kondisi para pekerja, namun pihak perusahaan dan otoritas setempat terus berupaya semaksimal mungkin untuk penyelamatan.

Penulis :
Aditya Yohan