Pantau.com - Seorang ayah yang putus asa membawa putranya yang sekarat ke rumah sakit saat Ukraina dilanda pertumpahan darah, kehancuran, dan sakit hati yang luar biasa.
Sambil lari, sang ayah membawa buah hatinya itu ke rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan. Sang ibu, sambil berlari tak henti-hentinya menangis. Berharap anaknya dapat pertolongan medis.
Anak laki-laki berusia 18 bulan itu bernama Kirill, terluka parah saat Rusia menembaki kota selatan Mariupol, tempat ribuan orang yang menjadi sasaran Rusia selama gencatan senjata hari ini, dilansir Mirror.
Dokter tidak bisa menyelamatkan Kirill, yang menjadi salah satu korban termuda dari perang kejam Presiden Rusia Vladimir Putin.
Hati Marina Yatsko dan Fedor hancur lebur, sang buah hati tidak bisa diselamatkan. Nyawa bayinya ikut melayang karena kekejaman Rusia. Keduanya terus menangisi dan memeluk jasad putra mereka yang penuh dengan luka dan darah.
Pasukan Rusia sampai hari ini masih terus membombardir wilayah Ukraina. Gencatan senjata selama tujuh jam yang telah disetujui, memungkinkan hingga 200.000 orang untuk melarikan diri di sepanjang apa yang disebut koridor kemanusiaan.
Tetapi, eksodus itu jatuh ke dalam kekacauan ketika pasukan Rusia kembali membom titik-titik pertemuan evakuasi dan rute menuju keselamatan, kata para pejabat.
Evakuasi pun dibatalkan setelah tiga jam dan ribuan orang kembali ke bunker-bunker tanpa pemanas, listrik dan, dalam beberapa kasus, air.
- Penulis :
- Aries Setiawan
