
Pantau - Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar mempromosikan lima sektor utama investasi Aceh dalam Eastern Economic Forum (EEF) ke-10 yang berlangsung di Vladivostok, Rusia, pada 3–6 September 2025, sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama internasional dan membuka peluang investasi baru di Tanah Rencong.
"Sebagai bagian dari Indonesia yang damai dan dinamis, Aceh tetap menjadi wilayah dengan potensi besar untuk kerja sama internasional," ujar Tgk Malik dalam forum tahunan tersebut.
Eastern Economic Forum diselenggarakan setiap tahun sejak 2015 di Universitas Federal Timur Jauh, Vladivostok, dengan tujuan mendorong investasi asing di kawasan Timur Jauh Rusia.
Wali Nanggroe juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Rusia dan Yayasan Roscongress atas undangan dan sambutan hangat yang diberikan kepada Aceh.
Potensi Strategis Aceh dan Lima Sektor Prioritas
Dalam sesi diskusi bertajuk “The Greater Eurasian Partnership: New Paradigms for the Continent’s Development”, Tgk Malik menekankan posisi strategis Aceh sebagai pintu gerbang barat Indonesia yang menghubungkan Samudera Hindia dan Asia-Pasifik.
"Sejak berabad-abad lalu, Aceh menjadi persimpangan peradaban global yang mempertemukan pedagang, cendekiawan, dan budaya dari Asia, Timur Tengah, hingga Eropa. Maka Aceh memiliki potensi kerja sama internasional," ujarnya.
Adapun lima sektor utama yang ditawarkan dalam forum tersebut meliputi:
Pertanian
Aceh memiliki lahan subur dengan komoditas unggulan seperti kopi Arabika Gayo yang telah mendapat indikasi geografis. Komoditas lainnya termasuk kakao, kelapa sawit, kelapa, padi, serta berbagai buah dan rempah tropis.
"Selain itu, Aceh membudidayakan kakao, kelapa sawit, kelapa, padi, serta beragam buah dan rempah tropis," jelas Tgk Malik.
Peternakan dan Perikanan
Dengan lahan penggembalaan luas, Aceh potensial dalam budi daya sapi dan kambing. Sementara garis pantai sepanjang 1.600 km menghasilkan komoditas laut seperti tuna, udang, dan rumput laut yang memiliki daya saing global.
Kehutanan dan Konservasi
Kawasan Ekosistem Leuser menjadi rumah bagi spesies langka seperti gajah, harimau, orangutan, dan badak sumatera.
"Ekosistem unik ini menghadirkan peluang berharga untuk konservasi, ekowisata, dan kolaborasi ilmiah," ujarnya.
Energi dan Sumber Daya Alam
Aceh memiliki cadangan minyak dan gas, termasuk Lapangan Arun di Lhokseumawe, serta membuka blok eksplorasi baru. Selain energi fosil, Aceh juga mengembangkan potensi energi terbarukan seperti PLTA, panas bumi, dan tenaga surya.
Pariwisata dan Budaya
Potensi wisata Aceh meliputi pantai perawan, terumbu karang, pegunungan, serta warisan budaya dan Islam yang kuat.
“Dikenal sebagai Serambi Mekah, Aceh merepresentasikan tradisi Islam yang hidup, seraya menawarkan pengalaman unik seperti Tari Saman yang diakui UNESCO serta tradisi kuliner yang semarak, dari mi Aceh hingga kopi Aceh yang terkenal di dunia,” terang Tgk Malik.
Melalui forum ini, Pemerintah Aceh berharap dapat memperluas kerja sama strategis dan menarik investor global untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan inklusif di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
- Penulis :
- Aditya Yohan