
Pantau.com - Melansir CNN, salah satu korban jatuhnya China Eastern Airlines adalah seorang ibu, yang terbang untuk mengunjungi putrinya yang tidak pernah dilihatnya selama beberapa tahun. Selanjutnya adalah seorang wanita dalam perjalanan untuk bertemu kembali dengan tunangannya setelah berbulan-bulan terpisah.
Menunggu kedatangan mereka, orang-orang terkasih malah dihantui ketakutan setelah China Eastern Airlines penerbangan 5735, dalam perjalanan dari Kunming ke Guangzhou, jatuh pada Senin, 21 Maret 2022, di pegunungan berhutan lebat di China selatan.
Kisah para korban muncul di media pemerintah yang melukiskan potret 132 orang di dalamnya, ketika orang-orang di seluruh negeri berbagi pesan duka, rasa sakit mereka dipertajam oleh dua tahun isolasi dan perpisahan selama pandemi Covid-19.
Seorang pria mengatakan kepada Beijing Youth Daily yang dikelola pemerintah bahwa dia dan tunangan jarak jauhnya telah bersama selama lima tahun. "Kali ini kami tidak bertemu secara langsung selama empat bulan, kami benar-benar merindukan satu sama lain," katanya. Tunangannya awalnya berencana untuk terbang ke Guangzhou untuk menemuinya pada Selasa, 22 Maret, tetapi dia sangat merindukannya, dan mengubah penerbangannya ke penerbangan sebelumnya, MU5735.
Wanita lain mengatakan kepada outlet berita bahwa dia telah berada di luar negeri selama beberapa tahun, dan sudah lama tidak melihat ibunya. Ibunya sedang dalam perjalanan untuk berkunjung, dan awalnya berencana untuk transit melalui Shanghai, tetapi atas saran agen perjalanan, dia mengubah penerbangannya menjadi melalui Guangzhou.
Di antara penumpang juga ada seorang gadis muda, menurut Beijing Youth Daily. Seorang siswa di kota Kunming, dia sedang dalam perjalanan pulang ke Guangzhou untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-16 bersama teman dan keluarga. Tanpa sepengetahuannya, teman-temannya telah merencanakan pesta kejutan. Sebelum naik pesawat, dia mengirim sms kepada seorang teman, mengatakan: "Ketika saya melihat kalian semua, saya akan memberikan kalian pelukan yang erat."
Penumpang lain di pesawat, termasuk dua pekerja profesional muda yang dalam perjalanan bisnis dan juga terdapat pengantin baru, menurut media pemerintah.
Sebelumnya, diketahui bahwa pesawat boeing 737-800 jet ini melaju mendekati kecepatansuara sesaat sebelum melesat ke tanah dekat Wuzhou, menurut tinjauan data jalurpenerbangan Bloomberg Newa.
Pilot tidak menanggapi panggilan dari pengendali lalu lintasudara setelah pesawat menukik tajam, kata pihak berwewenang.
Semua 123 penumpang dan 9 awak pesawat diduga tewas.
Baca juga: Black Box dan Sisa-sisa Manusia Ditemukan, Amerika akan Berpartisipasi dalam Penyelidikan
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani