
Pantau.com - Sepuluh penumpang kapal wisata Kazu I yang tenggelam di Laut Jepang, akhirnya ditemukan. Mereka didapati dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan 16 orang lainnya masih belum ditemukan.
"Kami telah mengkonfirmasi kematian 10 orang (yang sejauh ini telah dievakuasi)," ujar seorang juru bicara penjaga pantai, Minggu (24/4).
Mengutip AFP, penjaga pantai menyebut korban yang ditemukan sejauh ini telah diidentifikasi sebagai tujuh laki-laki serta tiga perempuan.
Diketahui, kapal wisata Kazu I mengeluarkan panggilan darurat pada Sabtu (23/4/2022) sekira pukul 13.15 siang (04.15 GMT). Helikopter penjaga pantai serta kapal pun tiba di area itu beberapa jam kemudian.
Suhu udara turun menjadi sekitar nol derajat celsius saat menjelang malam. Meski begitu, tak ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal atau penumpang. Pencarian dilanjutkan semalaman dengan peralatan inframerah dan termal.
Polisi setempat dan pasukan bela diri Jepang telah bergabung dalam operasi penyelamatan. Empat orang pertama dari kapal itu ditemukan pada Minggu pagi dan enam lainnya ditemukan beberapa jam berikutnya.
Beberapa korban ditemukan di dalam air, sementara yang lain ditemukan di sepanjang garis pantai.
Kapal wisata Kazu 1 diketahui berangkat pada Sabtu pagi dengan pelayaran wisata yang populer di Semenanjung Shiretoko, di sebelah utara dari pulau ujung utara Jepang dan diyakini berada di dekat Air Terjun Kashinu.
Semenanjung Shiretoko merupakan warisan dunia yang diakui UNESCO pada 2005 silam. Lokasinya di utara Hokkaido dan terkenal dengan kehidupan liarnya yang endemik.
Tur tetap berjalan kendati angin kencang dan gelombang di saat beberapa kapal nelayan lokal kembali ke pantai untuk menghindari kondisi yang memburuk.
"Jelas bahwa kondisi di laut akan memburuk, jadi saya mengatakan kepada mereka untuk tidak pergi," ujar seorang operator kapal wisata lokal, mengutip NHK.
"Tapi mereka tetap (pergi). Saya mengatakan kepada kapten untuk tidak melakukannya," sambungnya. [Laporan Kiki]
Baca juga: Kapal dengan 26 Penumpang di Hokkaido Hilang, Jepang Lakukan Pencarian
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani