Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Saudara Wartawan Al Jazeerah Terbunuh Kecam Kekerasan Polisi Israel di Pemakaman

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Saudara Wartawan Al Jazeerah Terbunuh Kecam Kekerasan Polisi Israel di Pemakaman
Pantau.com - Saudara laki-laki wartawan Al Jazeera yang terbunuh, Shireen Abu Akleh, Senin (16/5) waktu setempat, mengecam intervensi kekerasan oleh polisi Israel ke dalam pemakaman Shireen. Ia menyebut intervensi itu sebagai aksi yang "tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan," melansir dari CNN, Kamis (19/5).

"Mereka bisa dengan mudah memblokir jalan jika mereka tidak ingin melihat proses pemakaman, tetapi serangan itu disengaja dan brutal," kata Tony Abu Akleh kepada CNN.

Berbicara di Rumah Sakit St. Joseph di Yerusalem Timur, di mana prosesi pemakaman dilaksanakan, dia mengatakan dia telah berbicara dengan polisi Israel sebelum prosesi tersebut.

“Polisi memanggil saya dan meminta saya untuk pergi ke kantor polisi, dan mereka ingin mengetahui rute prosesi dan pengaturan yang diambil untuk pemakaman. Mereka meminta kami untuk tidak mengibarkan bendera Palestina, slogan atau nyanyian apa pun. Mereka (polisi) tidak mau mendengarnya," kata Abu Akleh.

“Dan mereka ingin tahu jumlah yang berpartisipasi dalam prosesi pemakaman. Saya katakan kepada mereka bahwa saya tidak bisa menjanjikan apa pun, saya tidak tau berapa jumlahnya dan saya tidak bisa mengendalikan kerumunan. Pemakaman ini adalah pemakaman nasional untuk semua orang untuk berpartisipasi," tambahnya.

Pada Senin (16/5) lalu, rumah sakit St. Joseph mengutuk aksi kekerasan Polisi Israel dalam sebuah pernyataan resminya.

Rumah Sakit St. Joseph menyebut peristiwa itu sebagai "pelanggaran berat terhadap norma dan peraturan internasional."

“Kami, para Uskup dan umat Gereja-Gereja Kristen di Tanah Suci, dengan ini mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan Polisi Israel ke dalam prosesi pemakaman wartawan yang terbunuh, Shireen Abu Akleh, saat berjalan dari Rumah Sakit St. Joseph ke Yunani ke Gereja Katedral Melkit," kata pernyataan itu.

"Invasi Polisi Israel dan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional untuk menyerang pelayat, memukul mereka dengan tongkat, menggunakan granat asap, menembakkan peluru karet, menakut-nakuti pasien rumah sakit adalah pelanggaran berat terhadap norma dan peraturan internasional," tambah pernyataan itu.

"Polisi menyerang kesucian rumah sakit dan pemakaman tanpa pertimbangan, mengetahui bahwa Rumah Sakit St. Joseph berada di bawah naungan Vatikan dan dilindungi oleh pemerintah Prancis," tambahnya.

Dalam rekaman kamera keamanan yang dibagikan oleh rumah sakit kepada CNN di hari Senin (16/5), lebih dari selusin petugas polisi terlihat masuk ke gedung rumah sakit dengan tongkat dan bergerak agresif melalui koridor.

Menteri Keamanan Publik Israel, Omer Bar-Lev mengatakan kepada CNN pada hari Sabtu (14/5) bahwa polisi "bertindak untuk menertibkan prosesi pemakaman jurnalis Shireen Abu Akleh. Polisi berkoordinasi dengan keluarganya dan dari pemahaman yang jelas tentang sensitivitas dan kompleksitas kasus tersebut."

Dia menambahkan bahwa "Selama pemakaman, para pelayat yang memperburuk situasi di lapangan."

Pihak berwenang Israel mengatakan mereka akan menyelidiki insiden itu, dengan polisi mengunggah cuitan "Polisi Israel mendukung petugas polisinya, tetapi sebagai organisasi profesional yang berusaha untuk belajar dan berkembang, itu juga akan menarik pelajaran dari insiden tersebut."

Diberitakan sebelumnya bahwa Shireen Abu Akleh ditembak mati di Jenin pada hari Rabu (12/5) lalu oleh pasukan Israel. Otoritas Palestina dan Israel secara terpisah menyelidiki pembunuhan itu. Al Jazeera menuduh Israel sengaja membunuh jurnalis veteran itu.

Sumber: CNN
Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani