Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kupas Tuntas Nupur Sharma, Politikus India yang Hina Nabi Muhammad

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Kupas Tuntas Nupur Sharma, Politikus India yang Hina Nabi Muhammad
Pantau.com - Nupur Sharma, merupakan seorang juru bicara nasional Partai Bharatiya Janata (BJP) yang baru-baru ini ramai dibahas karena melontarkan hinaan terhadap Nabi Muhammad.

Sharma melontarkan hinaannya tersebut saat memberikan pernyataan dalam acara debat di televisi pada pekan lalu. Hinaannya itu telah membuat marah Muslim India dan lebih dari selusin negara Islam. Akibanya, BJP menangguhkan Sharma dari partai.

BJP yang merupakan partai berkuasa di India, menekankan bahwa pihaknya menghormati semua agama dan tidak setuju dengan segala bentuk hinaan terhadap kepribadian semua agama.

Dan dalam upaya untuk menenangkan negara-negara Islam yang marah, diplomat India mengatakan komentar itu tidak mencerminkan sikap pemerintah dan itu adalah "pandangan dari unsur pinggiran".

Tetapi seperti yang telah diketahui banyak orang, Sharma bukanlah orang pinggiran.

Sebelum ia dipecat, pengacara berusia 37 tahun itu adalah "juru bicara resmi BJP" yang banyak dicari dan selalu muncul di debat TV untuk mewakili dan membela pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Sharma merupakan lulusan fakultas hukum di Universitas Delhi. Ia memulai karir politiknya pada tahun 2008 ketika dia terpilih sebagai ketua serikat mahasiswa yang dicalonkan oleh Akhil Bharatiya Vidyarthi Parishad (ABVP), sayap mahasiswa dari gerakan nasionalis Hindu, Rashtriya Swayamsevak Sangh.

Karier politiknya meningkat pada tahun 2011 ketika dia kembali ke India setelah menyelesaikan masternya di bidang hukum bisnis internasional dari London School of Economics.

Berani dan pandai berbicara, kemampuannya untuk berdebat dan mengemukakan sudut pandangnya dalam bahasa Inggris dan Hindi membuatnya mendapatkan tempat di komite media BJP untuk pemilihan majelis Delhi 2013.

Dua tahun kemudian ketika pemilihan baru diadakan, dia menjadi kandidat BJP melawan Gubernur Delhi, Arvind Kejriwal.

Dia tidak diharapkan untuk menang, tetapi kampanyenya yang energik berhasil mencuri perhatian. Dia ditunjuk BJP sebagai juru bicara resmi untuk partai itu di Delhi, dan pada tahun 2020, dia menjadi "juru bicara nasional" untuk BJP.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sharma telah menjadi wajah yang sering dilihat bagi pemirsa TV India. Dia sering terlihat dan terdengar meneriaki dan mengolok-olok lawan politiknya, bahkan menyebut nama lawannya.

Dalam video pendek yang dibagikan secara luas oleh para pendukungnya di Twitter baru-baru ini, dia menyebut seorang panelis "seorang munafik dan pembohong" dan menyuruhnya untuk "diam!".

Ketika dia membagikan klip itu di Twitter, Perdana Menteri Narendra Modi di antara lebih dari setengah juta pengikutnya, memujinya dengan memanggilnya sebagai "singa betina, dan pejuang yang ganas dan tak kenal takut".

Namun setelah dipecat, Sharma menulis bahwa dia menarik pernyataannya "tanpa syarat", tetapi dia berusaha untuk membenarkan komentarnya dengan mengklaim bahwa itu sebagai tanggapan atas "penghinaan dan ketidakhormatan terus-menerus terhadap dewa Hindu Siwa".

Komentar ofensifnya terhadap Nabi Muhammad itu dia lontarkan saat debat tentang sengketa masjid Gyanvapi.

Umat ​​Hindu mengklaim bahwa masjid di kota suci Varanasi dibangun di atas reruntuhan kuil Hindu abad ke-16 yang agung, yang dihancurkan pada 1669 oleh Kaisar Mughal Aurangzeb, sejumlah orang Hindu meminta izin ke pengadilan untuk beribadah di dalam kompleks masjid tersebut.

Perselisihan terjadi di pengadilan, tetapi perselisihan serupa juga berlangsung terus menerus  di saluran TV. Sharma sendiri berada di kubu nasionalis Hindu yang melontarkan pendapatnya secara blak-blakan.

Pada tanggal 27 Mei, dengan komentar kasarnya terhadap Nabi Muhammad, banyak pihak yang merasa itu keterlaluan.

Setelah wartawan dan pemeriksa fakta, Mohammed Zubair membagikan klip penyataan Sharma di Twitter, Sharma mencuit ke polisi Delhi mengatakan bahwa dia "dibombardir dengan ancaman pemerkosaan, kematian dan pemenggalan kepala terhadap saudara perempuan saya, ibu, ayah dan saya sendiri".

Dia menuduh Zubair "memicu narasi palsu untuk merusak suasana, menyebabkan ketidakharmonisan komunal & menyebabkan kebencian komunal & ditargetkan terhadap saya & keluarga saya".

Dalam tweet-nya, dia menandai PM Modi, Menteri Dalam Negeri Amit Shah dan presiden BJP JP Nadda.

Tiga hari kemudian, dia mengatakan kepada seorang pewawancara  bahwa "kantor perdana menteri, kantor menteri dalam negeri, dan kantor presiden partai mendukung saya".

Tapi masalah mulai muncul kepada Sharma Jumat (3/6/2022) lalu, ketika aksi protes umat Muslim terhadap komentarnya pecah di Kanpur, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, berubah menjadi kekerasan.

Tapi Sharma dan BJP tidak bisa melakukan apa-apa lagi, terutama setelah negara-negara di Timur Tengah mulai mengutuk pernyataannya; seperti Kuwait, Iran dan Qatar yang memanggil duta besar India.

Arab Saudi juga mengeluarkan kecaman keras terhadap pernyataan Sharma. Bahkan UEA, yang hubungannya dengan India telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, turut mengkritik pernyataan Sharma.

Dalam beberapa hari terakhir, seruan agar Sharma ditangkap semakin keras karena "komentarnya yang menghujat". Polisi di beberapa negara bagian yang dikuasai oposisi juga telah melakukan penyelidikan terhadapnya.

Pada hari Selasa (7/6/2022), Polisi Delhi memperkuat keamanan terhadap Sharma, dengan alasan ancaman terhadap hidupnya dari kelompok militan.

Tetapi sejak pemecatannya, dukungan juga meningkat untuknya. Tagar seperti #ISupportNupurSharma dan #TakeBackNupurSharma menjadi trending setiap hari di media sosial, dengan puluhan ribu orang yang memujinya.

Beberapa pengamat politik juga menyebut bahwa banyak politisi top India yang berhasil lolos meski membuat komentar kebencian. Hal ini berarti kontroversi ini mungkin bukan akhir dari karir politik Sharma. Demikian dilansir dari BBC, Rabu (8/6/2022).
Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani