Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Usai Kirim Bon Tandan ke Ukraina dan Jelang KTT NATO, Biden Temui Raja Charles di Kastil Windsor

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Usai Kirim Bon Tandan ke Ukraina dan Jelang KTT NATO, Biden Temui Raja Charles di Kastil Windsor
Pantau - Jelang KTT NATO di Luthuania, Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan bertemu dengan Raja Charles dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam pertemuan terpisah, Senin (10/7/2023).

Di Windsor Castle, Presiden berusia 80 tahun dan raja berusia 74 tahun itu akan membahas cara mendorong investasi swasta dalam melawan perubahan iklim yang dinilai keduanya sebagai tantangan tak ada duanya.

"Presiden AS menaruh hormat besar kepada komitmen Raja (Inggris) mengenai isu iklim secara khusus. Raja menunjukkan suara lantang mengenai isu ini," kata penasihat keamanan Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan dalam penerbangan Air Force One dikutip dari Reuters, Senin (10/7/2023).

Sullivan mengatakan Biden berharap mempererat hubungan pribadi dengan Raja Charles. Ia mengungkapkan bahwa kedua pemimpin yang tidak kenal dekat itu sudah berbicara melalui telepon awal tahun ini.

Biden juga akan mengunjungi kantor perdana menteri di Downing Street 10 untuk menggelar pertemuan dengan Sunak yang merupakan pertemuan kelima mereka.

Sullivan menyebut kunjungan itu merupakan upaya menjaga kesinambungan dari diskusi panjang mereka. Kunjungan itu juga akan menjadi kunjungan perdana Biden ke kantor perdana menteri Inggris sebagai Presiden AS.

Sullivan mengatakan kedua pemimpin negara akan membahas KTT NATO di Lithuania, yang akan dimulai Selasa (11/7/2023) besok.

Sebelum lawatan ini, Biden mendesak berhati-hati dengan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO, dan menyatakan aliansi itu dapat terseret dalam perang melawan Rusia akibat pakta pertahanan bersama NATO.

Kunjungan Biden diadakan beberapa hari setelah dia menyetujui pengiriman bom tandan yang kontroversial, ke Ukraina.

Bom itu dilarang oleh lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, karena ancamannya terhadap warga sipil mengingat senjata tersebut biasanya melepaskan bom-bom kecil dalam jumlah besar yang bisa meratakan sebuah daerah.

Rusia, Ukraina dan AS belum menandatangani Konvensi Munisi Tandan, yang melarang produksi, penyimpanan, penggunaan dan pengerahan jenis senjata ini.

"Saya kira Perdana Menteri Sunak dan Presiden Biden memiliki pandangan strategis yang sama mengenai Ukraina, berpandangan sama mengenai gambaran besar mengenai apa yang hendak kita capai, dan tetap bersatu," kata Sullivan.
Penulis :
Fadly Zikry