
Pantau - Sedikitnya 11 orang tewas dan 27 lainnya hilang setelah hujan lebat mengguyur Beijing, media pemerintah mengatakan pada hari Selasa (1/8/2023), dalam hujan yang mengguyur jalan-jalan dan membanjiri lingkungan dengan lumpur.
Badai Doksuri, yang merupakan bekas topan super, telah menyapu bagian utara China sejak Jumat (28/7/2023), ketika badai ini menghantam provinsi Fujian selatan setelah pertama kali melintasi Filipina.
Hujan deras mulai mengguyur Beijing dan daerah sekitarnya pada Sabtu (29/7/2023), dengan curah hujan yang hampir sama dengan curah hujan rata-rata untuk seluruh bulan Juli yang turun di ibukota hanya dalam waktu 40 jam.
Beberapa daerah di pinggiran kota Beijing masih dilanda hujan yang cukup parah, beberapa di antaranya merupakan yang terberat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Selasa (1/8/2023), stasiun televisi pemerintah CCTV melaporkan bahwa hujan telah menewaskan sedikitnya 11 orang dan 27 lainnya hilang.
Di antara korban tewas terdapat dua pekerja yang sedang bertugas dalam upaya penyelamatan dan pertolongan.
Lebih dari 100.000 orang di seluruh kota yang dianggap beresiko telah dievakuasi, tabloid milik pemerintah Global Times melaporkan.
Di tepi sungai Mentougou, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak banjir, wartawan AFP melihat puing-puing berlumpur berserakan di jalan.
Seorang pria lanjut usia mengatakan kepada AFP bahwa ia belum pernah melihat banjir separah ini sejak Juli 2012, ketika 79 orang tewas dan puluhan ribu orang dievakuasi.
"Kali ini jauh lebih besar dari itu," katanya, tanpa mau menyebutkan namanya.
"Ini adalah bencana alam, tidak ada yang bisa Anda lakukan," kata seorang pria berusia 20-an yang bermarga Qi kepada AFP saat ia menunggu taksi di luar rumah sakit bersama neneknya.
"(Kami) masih harus bekerja keras dan membangun kembali," tambahnya.
Sekitar belasan kendaraan darurat, termasuk truk dengan tangki air dan buldoser, terlihat di jalan antara distrik Shijingshan dan Mentougou, beberapa bagian jalan masih ditutup dan para pekerja dengan jas hujan berwarna oranye terang menggunakan sekop untuk membersihkan jalan.
Sedikitnya dua orang tewas akibat banjir di Beijing pada Senin (31/7/2023), sementara dua korban lainnya dilaporkan di timur laut Liaoning pada akhir pekan.
Pada Selasa, sebuah unit militer yang terdiri dari 26 tentara dan empat helikopter meluncurkan "misi penyelamatan melalui udara" untuk mengirimkan ratusan paket makanan dan ponco kepada orang-orang yang terdampar di dalam dan di sekitar stasiun kereta api di distrik Mentougou yang terkena dampak banjir di Beijing, demikian dilaporkan oleh stasiun televisi pemerintah, CCTV.
"Pada tanggal 31 Juli, daerah-daerah di Beijing termasuk Fangshan dan Mentougou mengalami kerusakan serius akibat banjir, menyebabkan tiga kereta api terjebak dalam rute mereka, dan lalu lintas jalan di beberapa daerah terputus sama sekali," demikian dilaporkan CCTV.
[Sumber: CNA News]
- Penulis :
- Abdan Muflih