
Pantau - Data terbaru mengungkapkan, 2.122 orang tewas dan 2.421 luka-luka pascainsiden gempa magnitudo (M) 6,8 melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam, menurut informasi terkini dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Maroko, Minggu (10/9/2023).
“Kematian tersebut termasuk 1.351 orang yang dilaporkan di Provinsi Al Haouz, 492 di Provinsi Taroudant, 201 di Chichaoua, dan 17 di Marrakesh,” tulis Kemendagri Maroko dalam siaran pers, yang dikutip Pantau.com, Senin (11/9/2023).
Pasukan Maroko dan layanan darurat dilaporkan berjuang untuk mencapai daerah yang paling terkena dampak di wilayah Pegunungan Atlas, karena jalan menuju ke sana terhalang oleh batu-batu besar yang berjatuhan, menurut media setempat.
Sebelumnya pada hari yang sama, warga Marrakesh mengatakan kepada wartawan Xinhua bahwa gempa susulan masih bisa dirasakan.
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia, bencana tersebut telah berdampak pada lebih dari 300.000 orang di kota tua kuno dan sekitarnya.
Jumlah korban diperkirakan akan meningkat. Bulan Sabit Merah Maroko (MRC) mengatakan situasi di lapangan menimbulkan tantangan besar bagi upaya pencarian dan penyelamatan, dan 'menerjunkan alat berat ke daerah terpencil di Pegunungan Atlas untuk membantu upaya tersebut adalah sebuah prioritas'.
Karena semakin banyak orang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan, MRC dan tim pertolongan pertama lainnya bekerja sepanjang waktu untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kasus-kasus yang paling parah, kata MRC dalam sebuah pernyataan.
Gempa bumi melanda Maroko pada hari Jumat pukul 23:11 waktu setempat (2211 GMT) pada kedalaman 18,5 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Ahmad Munjin