Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, 20 Orang Tewas

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza, 20 Orang Tewas
Foto: Rumah Sakit Indonesia di Gaza diserang pasukan Israel (Tangkapan layar)

Pantau - Sedikitnya 20 warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam pengeboman Israel yang menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara.

Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan di sekitar rumah sakit yang menampung puluhan ribu orang yang terluka, sakit dan mengungsi, yang sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA, pengeboman tersebut juga menyebabkan kerusakan serius pada beberapa fasilitas rumah sakit.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa serangan sistematis Israel terhadap fasilitas kesehatan dan rumah sakit bertujuan untuk membuat sistem kesehatan tidak berfungsi.

"Hari ini, kami telah kehilangan layanan dasar, dan rumah sakit tidak dapat menjalankan fungsinya," kata juru bicara tersebut.

Sebelumnya, pada Kamis (9/11/2023), serangan udara Israel menargetkan tiga ambulans, Kompleks Medis Al-Nasr dan Kompleks Medis Al-Shifa.

Sejauh ini, Israel telah menewaskan lebih dari 10.569 orang, termasuk 4.324 anak-anak dan 2.823 wanita, dan melukai 26.475 orang lainnya. Laporan Kementerian Kesehatan Palestina dan organisasi internasional mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas dan luka-luka adalah wanita dan anak-anak.

Meskipun ada penumpukan militer Israel secara besar-besaran di sekitar perbatasan Gaza dan infiltrasi sporadis di pinggiran Jalur Gaza yang terkepung, Perlawanan Palestina terus menghalau serangan Israel.

Untuk membenarkan kegagalan militernya, tentara Israel terus menggempur rumah-rumah warga sipil di seluruh Jalur Gaza dengan pembantaian baru yang dilaporkan terjadi di mana-mana di daerah kantong yang terkepung itu.

Gaza telah berada di bawah pengepungan militer Israel yang ketat sejak tahun 2007, setelah pemilihan umum demokratis di wilayah Palestina yang diduduki, yang hasilnya ditolak oleh Tel Aviv dan Washington.

[Sumber: Palestine Chronicle]

Penulis :
Abdan Muflih