Pantau - Suasana suram menyelimuti warga Gaza, Palestina yang menggelar salat tarawih pertama Ramadan tahun ini di sekitar reruntuhan masjid Farouk, Rafah, Gaza Selatan.
Melansir Anadolu Agency dan Al Jazeera, para jamaah terlihat melaksanakan salat di ruang terbuka ditengah musim dingin dengan mengenakan jaket. Para jamaah Tarawih meletakkan sajadah yang digunakan untuk salat di atas tanah.
Terlihat lokasi salat tarawih hanya diterangi lampu darurat dan juga api unggun. Bangunan sekitar masjid yang runtuh tersebut pun terlihat gelap tanpa adanya penerangan.
Jamaah salat tarawih tampak khusuk dan hikmat menjalankan salat tarawih ditengah dinginnya udara musim dingin.
Selain itu, warga di Deil Al-Balah, Gaza Tengah juga menggelar salat tarawih di lapangan terbuka dekat tenda-tenda pengungsian tanpa adanya penerangan yang memadai.
Beberapa warga juga masih menjalankan salat tarawih di masjid yang masih berdiri serta beberapa warga tampak menangis saat menjalankan salat.
Atia Harb salah satu pedagang di pasar Deir el-Balah bercerita Ramadan tahun ini terasa menyedihkan. Saat ini Harb mengungsi bersama dengan 11 keluarganya dari Sheikh Redwan di Gaza Utara.
"Ramadan tahun ini sangat berbeda. Terdengar suara bom dan ambulans yang melaju tanpa henti," kata Harb, Selasa (12/3/2024).
"Saat ini, kebanyakan orang berada di tempat penampungan, tenda darurat, dan di jalanan. Mereka kehilangan rumah, tempat perlindungan mereka," sambung Harb.
Sementara itu, Jabr Mushtaha seorang pembuat manisan di Gaza bercerita suramnya Ramadan tahun ini ketika tokonya telah hancur dan dirinya harus mengungsi.
"Toko manisan saya di Gaza dulunya sangat sibuk dengan pelanggan Ramadan setiap tahunnya. Sekarang sangat berbeda. Toko dibom, rumah saya dibom, dan saya menjadi pengungsi," ucap Jabr.
Israel melakukan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Setidaknya 30.534 warga Palestina terbunuh dan 71.920 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza dan menyebabkan penduduk, khususnya di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun