
Pantau - Penjabat Korea Utara (Korut) yang mengawasi propaganda rezim terisolasi sekaligus membentuk kultus kepribadian di sekitar dinasti keluarga Kim, Kim Ki Nam meninggal dunia pada usia 94 tahun, pada Selasa (7/5/2024), laporan media pemerintah.
Diketahui, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengunjungi ruang pemakaman pada Rabu (8/5/2024) "dengan kesedihan yang mendalam atas kehilangan seorang veteran revolusioner," lapor KCNA.
“Kim Jong Un memberikan penghormatan diam-diam kepada Kim Ki Nam yang memberikan kontribusi pada perjuangan suci untuk pengembangan WPK, mencontohkan barisan revolusioner pada ideologi monolitik dan kemajuan perjuangan sosialis,” ujar laporan itu, dikutip UPI Kamis (9/5/2024).
Kim disebut di media Korea Selatan sebagai "Goebbels Korea Utara" yang merupakan nama menteri propaganda Nazi Jerman Joseph Goebbels, dikarenakan ia memimpin upaya propaganda di Korea Utara selama 3 Generasi.
Sebuah wacana di KCNA menggambarkan Kim sebagai "aktivis politik terkemuka yang mengabdikan seluruh dirinya pada perjuangan suci untuk mempertahankan dan memperkuat kemurnian ideologi revolusi kita."
Diketahui penjabat sekaligus mantan professor universitas tersebut bergabung dengan Komite Sentral Partai Pekerja pada tahun 1956, dan pada tahun 1970 menjadi pemimpin redaksi surat kabar resmi partai.
Lalu pada tahun 1985 Kim menjadi direktu Departemen Agitasi dan Propaganda Korea Utara yang dipegang hingga pensiun pada 2017.
Kim menggunakan "pengaruh kebijakan dan personel yang luar biasa terhadap pers, media, seni rupa, dan penerbitan negara itu" dan "berperan sebagai penulis utama slogan-slogan politik partai tersebut," menurut situs web 38 North yang berfokus pada Korea Utara.
Namun pada tahun 2016, Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada Kim atas perannya dalam pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara.
- Penulis :
- Kaorie Zeto Hapki
- Editor :
- Muhammad Rodhi