
Pantau - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin menegaskan, pihaknya telah menghentikan pengiriman bom ke Israel karena khawatir akan invasi darat ke kota Rafah di Gaza Selatan.
Menanggapi pertanyaan Partai Republik di siding Komite Alokasi Senat mengenai anggaran pertahanan tahun 2025, Austin menuturkan, komitmen AS terhadap pertahanan Israel sangat kuat dan penghentian pengiriman senjata merupakan suatu evaluasi ulang.
“Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan bahwa Israel memiliki sarana untuk mempertahankan diri, namun demikian, kami saat ini sedang meninjau beberapa pengiriman bantuan keamanan jangka pendek dalam konteks peristiwa yang terjadi di Rafah,” ujarnya, menambahkan bahwa mereka belum membuat keputusan mengenai masalah tersebut, mengutip UPI, Kamis (9/5/2024).
Sidang tersebut diadakan setelah adanya laporan dihentikan pengiriman bom, termasuk bom seberat 2.000 pon untuk menekan Israel agar mempertimbangkan Kembali invasi ke Rafah.
Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober dengan serangan mendadak berdarah Hamas terhadap Israel, Amerika Serikat telah sepenuhnya mendukung sekutunya di Timur Tengah dengan mengirim bantuan militer.
Ketika perang terus berlanjut, menghancurkan daerah kantong Palestina dan meningkatkan jumlah korban tewas hingga puluhan ribu orang, Pemerintah Biden telah meningkatkan panggilan kepada Israel untuk berbuat lebih banyak guna melindungi warga Gaza.
Israel berpendapat bahwa mereka perlu memasuki daerah Rafa untuk menemukan sisa-sisa pejuang Hamas yang bersembunyi di kota tersebut, karena prinsip kemenangan adalah penghancuran milisi itu.
Namun AS, Bersama negara-negara lain, dan PBB menyuarakan secara terbuka penolakan kampanye militer tersebut serta memperingatkan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan bencana kemanusiaan.
Austin menambahkan bahwa Amerika Serikat sudah jelas kepada Israel dalam tuntutannya agar mereka tidak melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah tanpa memperhitungkan warga sipil yang terlibat.
- Penulis :
- Kaorie Zeto Hapki
- Editor :
- Khalied Malvino