
Pantau.com - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Mantan Sekretaris Negara Hillary Clinton serta beberapa pejabat tinggi Demokrat dan CNN menjadi target serangan bom yang dikirim ke kediaman masing-masing, kata FBI yang menyatakan itu sebagai tindakan terorisme.
Setidaknya delapan paket mencurigakan berhasil dicegah petugas secret service sebelum diterima, termasuk pengacara Barack Obama Eric Holder, mantan Direktur CIA John Brenan, Pejabat Partai Demokrat George Soros serta dua paket dikirim ke Kongres Calfornia Maxine Waters.
Secret sevice menyaring sebuah paket bom yang ditujukan kepada Hillary Clinton di rumahnya, di Chappaqua, New York. Paket serupa juga dikirim ke rumah mantan Presiden Barack Obama di Washington. Sedangkan regu penjinak bom polisi mengeluarkan paket mencurigakan dari markas CNN di New York, dan semua kru dievakuasi.
Baca juga: Kediaman Miliarder George Soros Dikirimi Paket Berisi Bahan Peledak
FBI mengatakan, penyelidik berusaha untuk melacak kemungkinan adanya paket lain mencurigakan yang ditujukan kepada mantan Wakil Presiden Joe Biden, kata seroang pejabat federal kepada Reuters.
Ancaman bom kepada petinggi Amerika Serikat ini meningkatkan ketegangan menjelang pemilu pada 6 November mendatang.
Sebelumnya, bahan peledak ditemukan di kediaman miliarder George Soros di New York pada Senin (22 Oktober 2018).
Baca juga: Soal Kematian Wartawan Khashoggi, Erdogan 'Tenggelamkan' Donald Trump
Trump mengatakan dalam unjuk rasa di Wisconsin pada Rabu (24 Oktober 2018) pemerintahnya akan melakukan investigasi secara menyeluruh.
"Setiap tindakan atau ancaman kekerasan politik merupakan serangan untuk demokrasi kita sendiri, kami ingin semua pihak untuk bersama-sama menjaga perdamaian," ucap Trump, seperti dikutip Reuters, Kamis (25/10/2018).
Ia juga mengatakan media memiliki tanggung jawab untuk menghentikan permusuhan yang tidak ada habisnya dan serangan ngatif atau isu-isu palsu.
- Penulis :
- Noor Pratiwi