Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Alasan Turki Desak Semua Lembaga FETO di Dunia Ditutup

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Alasan Turki Desak Semua Lembaga FETO di Dunia Ditutup

Pantau.com - Turki mengharapkan penutupan semua lembaga dan sekolah yang memiliki hubungan dengan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) di seluruh dunia, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlu Cavusoglu.

Mevlu Cavusoglu mengatakan, sejauh ini sedikitnya 30 negara telah menutup sekolah dan lembaga lain yang berkaitan dengan FETO, kata kantor berita Anadolu.

"Kami akan memiliki dampak yang positif dari penutupan Lembaga FETO dalam beberapa hari kedepan di dari Amerika Latin, Afrika, dan Asia Tenggara," kata Cavusoglu.

Baca juga: Erdogan: Jerman Harus Mengakui FETO Terlibat Kudeta Turki 2016

Menteri Turki mengingatkan bahwa Turki berikrar akan melancarkan perang global melawan FETO setelah kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016.

FETO dan pemimpinnya Fetullah Gulen yang berpusat di AS, mendalangi kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, yang menewaskan 251 orang dan melukai hampir 2.200 orang.

Ankara juga menuduh FETO berada di belakang kegiatan yang telah berlangsung lama untuk menggulingkan pemerintah melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi, dan lembaga kehakiman.

"Sedikitnya 30 negara sejauh ini telah menutup perhimpunan, lembaga, dan sekolah FETO. Yayasan Maarif Turki mengambil-alih semua sekolah ini di hampir 20 negara," ia menambahkan.

Baca juga: Mesir Lanjutkan Diplomasi antara Palestina dan Israel Terkait Perdamaian

Turki mendirikan Yayasan Maarif (TMF) pada 2016, setelah upaya kudeta untuk mengambil alih sekolah yang berkaitan dengan FETO di luar negeri. Turki juga mendirikan sekolah dan pusat pendidikan di luar negeri.

Secara terpisah, Cavusoglu mengatakan, Turki juga telah memprioritaskan untuk memulangkan anggota FETO ke Turki. Menteri Luar Negeri Turki mengatakan, mereka telah memperingatkan negara Balkan mengenai ancaman serius kelompok teror tersebut.

"Kami mengatakan FETO sangat kuat di Albania dan memiliki pengaruh dalam politik Albania. Yayasan Maarif mengambil-alih satu universitas di Albania dan berharap kami bisa mendirikan satu kampus baru serta satu universitas di Kosovo," ia menambahkan.

Penulis :
Noor Pratiwi