HOME  ⁄  Internasional

Otoritas Korut Evakuasi 5.000 Warga Terdampak Banjir

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Otoritas Korut Evakuasi 5.000 Warga Terdampak Banjir
Foto: Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memantau banjir di negaranya menggunakan mobil. (KCNA)

Pantau - Korea Utara mengumumkan penggunaan helikopter militer untuk mengevakuasi lebih dari 5.000 warganya dari daerah-daerah di bagian barat laut negara itu, yang terletak di dekat perbatasan China, yang terdampak parah akibat banjir.

Kantor berita resmi Korea Central News Agency (KCNA) melaporkan, Kim Jong Un mengawasi operasi penyelamatan militer pada Minggu (28/7/2024) waktu setempat, mengevakuasi penduduk dari kota Sinuiju dan Uiju.

KCNA merilis sejumlah foto Kim di sebuah lapangan terbang kepada para pejabat, serta potret area banjir dari jendela penumpang belakang kendaraan berwarna hitam. Tercatat ada 10 helikopter, selain angkatan laut dan kapal pemerintah, dikerahkan dalam operasi penyelamatan.

Baca juga: Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Palestina

Hujan deras pada Sabtu (27/7/2024) mengakibatkan debit air sungai di perbatasan Korea Utara-China meluap, sehingga menciptakan situasi darurat yang signifikan.

"Mereka, yang merasa kalah dalam pertempuran dengan alam, tidak percaya diri dalam pekerjaan pencegahan bencana, dan hanya mengharapkan kesempatan dari langit," kata Kim, menurut KCNA.

Belum ada rincian jumlah korban jiwa atau seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir tersebut.

Korea Utara dilanda hujan deras yang memecahkan rekor. Awal Juli 2024, Kota Kaesong mengalami curah hujan 463 mm (18,2 inci) yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sehari.

Baca juga: Putin Kunjungi Korea Utara, Pertama dalam 24 Tahun Terakhir

BMKG Korea Selatan mengungkapkan, itu adalah curah hujan tertinggi yang tercatat di Korea Utara dalam 29 tahun terakhir.

Banjir di Korea Utara kerap menimbulkan kerusakan serius lantaran drainase yang buruk, penggundulan hutan, hingga bobroknya infrastruktur.

Topan dan hujan deras pada 2020 lalu merupakan salah satu kesulitan yang sebelumnya dikatakan Kim telah menciptakan "berbagai krisis" di dalam negeri, seiring pembatasan karena pandemi yang kejam dan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas program senjata nuklirnya.

Sumber: Aljazeera

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Sofian Faiq