HOME  ⁄  Internasional

Intelijen Israel Interogasi Petinggi Fatah, Ada Apa?

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Intelijen Israel Interogasi Petinggi Fatah, Ada Apa?
Foto: Sekretaris Komite Sentral Fatah, Jibril Rajoub memberi keterangan pers. (Getty)

Pantau - Pejabat senior dalam gerakan Fatah telah diinterogasi untuk menghadap dinas intelijen Israel. Sekretaris Komite Sentral Fatah, Jibril Rajoub, menerima surat panggilan itu pada Selasa (13/8/2024). 

Dalam surat itu, diinformasikan kepadanya dia harus hadir di kantor penghubung di kamp Ofer, sebelah barat kota Ramallah, pada Kamis (15/8/2024).

Al-Quds Al-Arabi mengetahui, otoritas Israel menghentikan Rajoub selama kurang lebih dua jam di perlintasan perbatasan Karameh-Yordania.

Otoritas Israel turut menyita paspor Rajoub dalam perjalanan pulang dari Prancis, tempat dia menghadiri upacara penutupan Olimpiade pada Minggu (11/8/2024), dalam kapasitasnya sebagai Kepala Komite Olimpiade Palestina.

Baca juga: Mesir-Palestina Bahas Operasional Penyeberangan Perbatasan Rafah

Kantor berita dan informasi Palestina, Wafa, mengutip Rajoub yang mengatakan bahwa pasukan penjajah Israel menggeledahnya secara menyeluruh, sebelum memberikan surat panggilan.

“Semua orang Palestina menjadi sasaran pendudukan Israel,” tutur Rajoub.

“Ini adalah sesuatu yang diharapkan dari kekuatan pendudukan yang memusnahkan rakyat kami dan berusaha untuk menggusur mereka, tanpa membedakan apakah itu perempuan, anak-anak, atau orang tua," sambungnya.

Dia menunjukkan bahwa semua warga Palestina, tanpa memandang statusnya, menjadi sasaran dan dianiaya.

Baca juga: Dubes Palestina Desak PBB Hukum Israel atas Serangan Maut di Gaza

“Tidak ada yang memiliki kekebalan," ungkapnya.

Namun demikian, pejabat tersebut menekankan bahwa, “Ini adalah otoritas pendudukan, dan saya tidak akan memenuhi panggilannya.”

Rajoub juga mencatat bahwa ia dan keluarga olahraga Palestina, yang didukung oleh saudara-saudaranya di seluruh dunia, akan melanjutkan upaya mereka agar negara pendudukan Israel dilarang dari semua event olahraga internasional, karena tidak menghormati hukum internasional atau peraturan federasi olahraga.

Sumber: Middle East Monitor

Penulis :
Khalied Malvino