
Pantau - Mesir dan Otoritas Palestina (PA) sedang melakukan pembicaraan mengenai pemerintahan yang berbasis di Tepi Barat yang menjalankan Penyeberangan Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza-Semenanjung Sinai. Israel tampaknya berubah pikiran tentang hal ini.
Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan, Kairo dan Ramallah sedang menyusun rencana untuk mengizinkan PA mengelola Penyeberangan Rafah. Pejabat senior PA, Hussein Al-Sheikh, belum lama ini bertemu dengan pejabat Mesir di Ramallah untuk membahas hal ini.
Mesir ingin PA mengambil alih wilayah-wilayah strategis lainnya di Gaza setelah serangan Israel berakhir. Bahkan Tel Aviv pun menyambut baik ide tersebut, meskipun koalisi sayap kanan pada awalnya menentang pemerintahan sendiri di Gaza.
Baca juga: Palestina Tolak Usul Buka Perlintasan Rafah Sesuai Syarat Israel
Bulan lalu, Axios memberitakan para pejabat dari Israel, Otoritas Palestina, dan Amerika Serikat telah bertemu untuk mendiskusikan pembukaan kembali penyeberangan perbatasan Rafah.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Netanyahu tidak ingin PA menjalankan penyeberangan Rafah. Dia ingin mereka mengirim staf dengan cara tidak resmi, tetapi PA mengatakan tidak.
Times of Israel mengatakan bulan lalu bahwa tim perdana menteri Israel berpikir bahwa PA adalah pilihan terbaik untuk mengelola penyeberangan perbatasan Rafah.
Baca juga: Hamas Hancurkan Militer Israel di Dua Terowongan di Rafah
Penyeberangan tersebut akan dibuka kembali beberapa bulan setelah pasukan Israel merebut perbatasan Gaza-Mesir dan menghentikan aktivitas penyeberangan.
Hal ini memutus akses bantuan dan mempersulit warga Palestina untuk meninggalkan Gaza.Pembukaan kembali penyeberangan ini akan membantu tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dalam kesepakatan ini, Israel akan menghentikan serangannya dan berhenti melakukan kejahatan perang. Sebagai imbalannya, sandera Israel yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan.
Sumber: Middle East Monitor
- Penulis :
- Khalied Malvino