
Pantau - Dilaporkan sebanyak 82 personel pertahanan sipil tewas dan lebih dari 720 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, kata agen pertahanan sipil Palestina pada Minggu (18/8/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Badan Pertahanan Sipil engungkapkan, fasilitas dan kendaraannya secara rutin menjadi sasaran tentara Israel selama serangan di daerah kantong Palestina tersebut.
Badan Pertahanan Sipil itu menuduh Israel “dengan sengaja menghalangi upaya kemanusiaan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi warga sipil.”
Menurutnya, tim pertahanan sipil telah berhasil menemukan 35.000 jasad, sementara sekitar 10.000 korban masih terjebak di bawah reruntuhan. Dikatakannya, kekurangan bahan bakar dan serangan Israel menghalangi tim pertahanan sipil untuk menanggapi ribuan panggilan darurat.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza Hampir Capai 40.100 Jiwa
“Sekitar 2.210 mayat telah hilang dari pemakaman-pemakaman di seluruh Jalur Gaza,” kata badan tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pengiriman 85.000 ton bahan peledak oleh Israel di Jalur Gaza telah menghancurkan lebih dari 80 persen infrastruktur perkotaan dan 90 persen infrastruktur umum.
“Sekitar 17 persen dari persenjataan tersebut masih belum meledak,” beber laporan itu.
Dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional menyusul serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023.
Baca juga: Serangan Roket Israel Tewaskan 10 Warga di Lebanon Selatan
Serangan Israel sejak itu telah menewaskan hampir 40.100 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.600 orang, menurut Kementerian Kesehatan )Kemenkes) Palestina.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan seiring blokade makanan, air bersih, hingga obat-obatan yang melumpuhkan.
Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan militer Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei 2024.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino