billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Sederet Fakta Dokter India yang Diperkosa hingga Tewas

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Sederet Fakta Dokter India yang Diperkosa hingga Tewas
Foto: Ilustrasi pemerkosaan. (Sumber: Pixabay)

Pantau - Seorang dokter perempuan di Kolkata, India tewas mengenaskan usai menjadi korban pemerkosaan. Berikut sederet fakta yang telah dirangkum oleh Pantau.com.

Seorang dokter wanita berusia 31 tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan di aula seminar sebuah rumah sakit. Awalnya dokter wanita tersebut berada di aula untuk beristirahat setelah bertugas selama 36 jam tanpa henti, pada Jumat (9/8/2024).

Setelah itu, jenazah korban langsung diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Dari laporan autopsi, disebutkan adanya luka di saluran genital, bibir, kaki kiri, tangan kanan, jari manis, leher, dan wajah.

Selain itu, ditemukan bekas tekanan di mulut dan tenggorokan yang menunjukkan bahwa korban dicekik, hingga menyebabkan fraktur tulang rawan tiroid.

Tak hanya itu, ditemukan adanya pendarahan dari mulut, mata dan area genital pada korban. Pendarahan tersebut merujuk pada dugaan 'penyiksaan genital' dan 'seksualitas menyimpang'. Lalu, untuk luka di mata belum dikatahui pasti penyebabnya.

Ratusan Mg Air Mani Ditemukan di Area Vital

Laporan postmortem menyebut adanya sekitar 150 mg air mani di area vagina korban. Berdasarkan keparahan luka yang telah disebutkan sebelumnya, dokter yang melakukan autopsi menduga bahwa korban mengalami pemerkosaan secara berkelompok.

Hasil autopsi tersebut memicu amarah masyarakat, terutama bagi para nakes. Hal ini memang menjadi masalah serius yang mengancam keselamatan perempuan di India. Berdasarkan data Biro Catatan Kejahatan Nasional tahun 2022, dilaporkan setiap harinya rata-rata terdapat 90 laporan soal pemerkosaan.  

"Perempuan merupakan mayoritas profesi kami (kesehatan) di egara ini. Berkali-kali kami telah meminta keselamatan bagi mereka," ungkap Presiden Asosiasi medis RV Asokan, dikutip Kamis (22/8).

Dokter di India Mogok Kerja Nasional

Kasus pemerkosaan ini menarik perhatian publik di India. Sejak Senin (12/8) waktu setempat, para dokter dan tenaga medis di berbagai rumah sakit di Kolkata menggelar aksi protes dan mogok kerja massal. Mereka memutuskan untuk menghentikan prosedur medis dan konsultasi bagi pasien tertentu.

Dalam aksi tersebut, para dokter dan tenaga medis menuntut keadilan bagi korban serta peningkatan keamanan bagi tenaga kesehatan di tempat kerja. Berdasarkan laporan Reuters, lebih dari 1 juta dokter terlibat dalam aksi ini.

"Dokter-dokter junior sudah melakukan aksi lebih dulu, jadi sekarang artinya 90 persen dokter akan melakukan aksi," kata Juru Bicara Asosiasi Medis India di Telangana, Sanjeev Singh Yadav, dilansir Reuters, Kamis (22/8).

Asosiasi Medis India (IMA) memperluas aksi protesnya, yang meliputi mogok kerja para dokter, dengan melakukan penarikan layanan secara nasional selama 24 jam dan menangguhkan semua prosedur non-esensial, pada Sabtu (17/8) pagi waktu setempat.

"Kami meminta pengertian dan dukungan bangsa dalam perjuangan keadilan bagi para dokter dan anak-anak perempuan," tegas Kepala IMA, RV Asokan, dalam pernyataannya, dikutip Kamis (22/8).

IMA menyebut pembunuhan dokter wanita di Kolkata itu biadab. Dia juga mengatakan perlu adanya perombakan menyeluruh terhadap kondisi kerja dan kehidupan para dokter residen.

Dokter Diminta Kembali Bertugas

Aksi protes yang dilakukan oleh para dokter dan nakes dengan cepat mendapat respon dari pemerintah. Disampaikan usai pertemuan dengan perwakilan asosiasi medis, pemerintah meminta para dokter untuk kembali bertugas demi kepentingan publik.

Pemerintah juga akan berkomitmen untuk membentuk komite yang akan meningkatkan perlindungan bagi profesional kesehatan.

Penangkapan Pelaku

Seorang pria yang diduga terkait dengan kasus pemerkosaan dan pembunuhan kini telah ditangkap oleh polisi. Pria tersebut diketahui sebagai relawan di rumah sakit tempat terjadinya pemerkosaan dan pembunuhan.

Pria itu bertanggung jawab untuk membantu mengatur pasien dan pengunjung saat terjadi antrean panjang di rumah sakit. Kasus ini kemudian dialihkan dari kepolisian setempat ke Biro Investigasi Pusat (CBI) India guna mempercepat proses.

Adapun, Asosiasi Medis India mendesak agar kasus ini ditangani dengan 'investasi cermat dan profesional' serta kompensasi untuk keluarga korban dokter perempuan tersebut. Di sisi lain, Perdana Menteri India, Narendra Modi juga menegaskan bahwa 'perilaku mengerikan terhadap perempuan harus mendapat hukuman yang berat dan segera'.


(Laporan: Nadiya Eva Amalia & Annisa Rahmawati)

Penulis :
Nur Nasya Dalila
Editor :
Nur Nasya Dalila