HOME  ⁄  Internasional

Lembaga Think Tank: Kebijakan Narkotika Taliban bisa Stabilkan Ekonomi Afghanistan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Lembaga Think Tank: Kebijakan Narkotika Taliban bisa Stabilkan Ekonomi Afghanistan
Foto: Parade militer digelar di Kandahar, Afghanistan pada 14 Agustus 2024 memperingati HUT ke-3 pemerintahan Taliban. (Anadolu)

Pantau - Kebijakan anti-narkoba oleh pemerintahan Taliban Afghanistan memberikan kesempatan menstabilkan perekonomian negara tersebut, demikian dikatakan lembaga pemikir internasional pada Kamis (12/9/2024).

Meski mengakui “salah satu upaya pemberantasan opium yang paling sukses dalam sejarah modern,” analis Afghanistan dari International Crisis Group, Ibraheem Bahiss, mengungkapkan “pelarangan ini juga menghancurkan mata pencaharian di daerah pedesaan yang telah terguncang oleh krisis ekonomi yang parah dan juga dampak perubahan iklim.”

Dalam laporan November 2023, Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan menyebut, penanaman opium menurun di seluruh negara yang dilanda perang menjadi hanya 10.800 hektar pada 2023 dari 233.000 hektar pada 2022.

Hal ini memangkas pasokan hingga 95 persen setelah pelarangan semua penanaman opium yang diberlakukan otoritas Taliban pada April 2022.

Baca juga: Pasukan Pengamanan Pakistan dan Afghanistan Terlibat Bentrok di Perbatasan

“Selama penduduk pedesaan Afghanistan tak memiliki peluang mata pencaharian alternatif, diprediksi akibat dari perpindahan besar-besaran dan peningkatan emigrasi akan tetap tinggi,” ungkap Bahiss.

“Membuat kebijakan narkotika (pemerintahan sementara) yang berkelanjutan dan adil akan membutuhkan upaya multilateral antara Afghanistan dan dunia luar," sebut pernyataan lembaga pemikir internasional yang terkenal dengan rekomendasi kebijakannya ini.

“Sementara itu, Taliban harus mengadopsi berbagai langkah yang lebih lunak sambil mengimplementasikan kampanye pemberantasannya guna memungkinkan para petani termiskin dan mereka yang paling terdampak oleh larangan itu secara bertahap beralih dari tanaman poppy sebagai tanaman komersial,” tambahnya.

Taliban Afghanistan memasuki ibu kota, Kabul, pada 15 Agustus 2021 dan kembali berkuasa, hingga mengakhiri pengerahan pasukan asing di negara yang telah dilanda perang selama beberapa dekade itu. Sejak saat itu, kondisi keamanan Afghanistan mengalami peningkatan drastis.

Baca juga: Tiga Warga Afghanistan Tewas Usai Bentrokan di Perbatasan Pakistan

“Inisiatif anti-narkoba menjadi kepentingan banyak aktor asing, menciptakan peluang bagi para penyumbang untuk mendukung stabilisasi ekonomi Afghanistan,” ujar kelompok tersebut yang akan merilis laporan berjudul 'Trouble In Afghanistan's Opium Fields: The Taliban War On Drugs'.

Dalam laporan tersebut, kelompok ini melihat “kampanye besar-besaran Taliban terhadap narkotika yang secara drastis menekan penanaman opium poppy dan meruntuhkan ekonomi narkoba Afghanistan.”

“Tanaman yang memiliki izin produksi tak akan menawarkan lapangan kerja yang cukup, jadi fokusnya haruslah pada penciptaan lapangan kerja di industri non-pertanian,” jelas laporan tersebut.

Sejak kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan, Amerika Serikat (AS) telah membekukan sekitar USD 7 miliar cadangan Bank Sentral Afghanistan.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino