
Pantau - Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon pada Jumat (20/9/2024) meningkat menjadi 31 orang.
Di antara korban, tujuh di antaranya adalah perempuan dan tiga anak-anak, sementara korban luka mencapai 68 orang.
"Sebanyak 53 korban luka telah dipulangkan setelah menerima perawatan medis, sementara 15 lainnya masih dirawat di rumah sakit, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis," kata Abiad seperti dikutip oleh kantor berita Lebanon, NNA, pada Sabtu (21/9/2024).
Serangan udara yang dilancarkan pasukan militer Israel pada Jumat menyasar ibu kota Beirut. Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan dan menewaskan komandan militer senior Hizbullah, Ibrahim Aqil. Kelompok milisi Hizbullah mengonfirmasi bahwa komandan mereka tewas dalam serangan tersebut.
Serangan ini terjadi setelah ledakan besar yang melibatkan ribuan perangkat elektronik di Lebanon pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9), yang menewaskan 39 orang dan melukai ribuan lainnya. Menurut Menteri Kesehatan, 2.078 operasi medis telah dilakukan di berbagai rumah sakit menyusul serangan teror tersebut.
Sebagian besar korban dari ledakan perangkat elektronik ini adalah anggota Hizbullah, meskipun beberapa korban termasuk warga sipil, anak-anak, dan petugas medis.
Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan tersebut, namun Israel belum memberikan respons yang jelas terkait tuduhan itu.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, hanya menyatakan bahwa negaranya telah memasuki "era baru" dalam konflik mereka dengan Hizbullah.
- Penulis :
- Aditya Andreas