
Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut telah menggelar pertemuan daring dengan para WNI di Lebanon demi mendorong mereka untuk melakukan evakuasi.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha menyebut, pertemuan itu berlangsung pada Senin (30/9/2024). Pertemuan daring ini ditujukan untuk mengetahui situasi keamanan terakhir di Lebanon.
Diungkapkannya, ada beberapa WNI yang ingin tetap tinggal di Lebanon karena menganggap wilayah tempat mereka tinggal masih aman.
Judha bilang, ada beberapa WNI yang baru melaporkan diri ke KBRI Beirut, sehingga jumlah WNI yang tercatat adalah 159 orang --dari sebelumnya sebanyak 155 orang.
“Jumlah WNI di Lebanon 159 orang, tidak termasuk staf KBRI dan personil TNI di UNIFIL,” ujarnya melalui pesan singkat, dikutip Selasa (1/10/2024).
BACA JUGA: Iran Geram gegara Janji Palsu Gencatan Senjata AS-Eropa
Selain WNI yang tercatat tersebut, Indonesia memiliki sekitar 1.200 prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Sebelumnya pada Kamis (26/9/2024), Kemlu RI menyatakan personel TNI yang tergabung dalam UNIFIL siap membantu operasi evakuasi WNI yang berada di Lebanon.
Kemlu menuturkan, jika evakuasi WNI berlangsung dengan bantuan pasukan TNI di UNIFIL, proses tersebut akan dilaksanakan melalui koordinasi dengan komandan pasukan UNIFIL.
Kemlu juga telah mengeluarkan anjuran bagi WNI agar menunda perjalanan ke Lebanon dan Israel. KBRI Beirut telah menetapkan status Siaga 1 untuk WNI di seluruh wilayah Lebanon.
Sejak penetapan Siaga 1 pada Agustus 2024, KBRI Beirut telah memfasilitasi kepulangan 25 orang WNI dari Lebanon ke Indonesia.
Israel melakukan serangan udara ke Lebanon sejak 23 September 2024. Hingga kini, menurut otoritas Lebanon, serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 960 orang dan melukai lebih dari 2.770 lainnya. (ANTARA)
BACA JUGA: Diserang Israel, Ratusan Ribu Warga Mengungsi dari Lebanon ke Suriah
- Penulis :
- Khalied Malvino