Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kamala Harris Klaim AS Siap Punya Presiden Wanita Pertama

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kamala Harris Klaim AS Siap Punya Presiden Wanita Pertama
Foto: Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Kamala Harris berbicara dalam diskusi di Sharon Lynne Wilson Center, Brookfield, Wisconsin, Senin (21/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, pada Selasa (22/10/2024), mengklaim negara berjulukan Negeri Paman Sam itu 'sangat siap' untuk memilih presiden wanita pertama.

Namun, dia menegaskan fokus kampanyenya bukan hanya soal sejarah, melainkan tentang membawa perubahan bagi negara yang 'lelah' dengan Donald Trump.

Hanya dua pekan tersisa jelang Pilpres AS, Harris dan Trump terus menggelar kampanye intens di negara bagian penentu. Mereka juga aktif di berbagai media, termasuk podcast, untuk meraih dukungan di tengah persaingan ketat yang ditunjukkan oleh hasil survei.

Dalam wawancara dengan jaringan nasional NBC, Harris menjawab 'absolutely' saat ditanya apakah AS siap untuk memilih presiden wanita pertama. Namun, dia menekankan, pencalonannya lebih dari sekadar gender, yaitu soal 'membalik halaman' menuju masa depan yang lebih baik.

“Orang-orang lelah dengan Donald Trump dan pendekatannya, karena semuanya tentang dirinya sendiri,” ujar Harris.

Baca juga: Kamala Harris Tegaskan Ancaman Serius Kembalinya Trump di Pilpres AS

Trump Berikan Pesan Berbeda

Sementara itu, Trump menyampaikan pesan berbeda kepada para pendukungnya di North Carolina. Ia menggambarkan Pilpres AS ini sebagai pilihan antara 'empat tahun lagi ketidakmampuan, kegagalan, dan bencana' atau memulai 'empat tahun terbaik dalam sejarah negara kita'.

Tensi Pilpres AS kali ini sangat tinggi, dengan kecemasan akan kekerasan atau penolakan Trump untuk mengakui hasil jika kalah, seperti yang dia lakukan dalam kekalahannya pada tahun 2020 melawan Joe Biden.

Harris juga mengakui tim kampanyenya siap menghadapi skenario di mana Trump mengklaim kemenangan lebih awal selama proses penghitungan suara yang mungkin memakan waktu beberapa hari.

Biden dan ‘Lock Him Up’

Joe Biden, yang jarang tampil dalam kampanye Harris, mengambil kesempatan untuk menyerang Trump dengan mengubah slogan anti-Hillary Clinton yang terkenal, 'Lock her up', menjadi 'kita harus mengunci Trump' — tetapi kemudian menambahkan, 'secara politik mengunci dia'.

Trump saat ini menghadapi berbagai tuntutan pidana sambil bersaing melawan Harris untuk menggantikan Biden di Gedung Putih. Namun, Gedung Putih sangat berhati-hati untuk tidak terlibat dalam masalah hukum Trump.

Baca juga: Trump Unggul 2 Persen dari Harris di Kalangan Pemilih Arab-Amerika

Tim kampanye Trump menuduh Biden dan Harris merencanakan 'penganiayaan politik' terhadap lawan mereka sejak awal.

Pemilih Awal dan Perebutan Suara

Sekitar 18 juta warga AS sudah memberikan suara mereka, baik melalui surat maupun secara langsung, mewakili lebih dari 10 persen total pemilih pada Pilpres AS 2020.

Beberapa survei menunjukkan Trump, yang berusia 78 tahun dan merupakan kandidat tertua dalam sejarah partai besar di AS, unggul tipis akhir-akhir ini, meski masih dalam margin error.

Bagaimanapun hasilnya, pemilih AS akan mencetak sejarah pada 5 November 2024, bahwa mereka akan memilih presiden wanita pertama atau mantan terpidana pertama yang menjabat di Gedung Putih.

Dukungan Obama dan Bintang Kampanye

Harris (60) kini juga mendapatkan dukungan dari dua tokoh terpopuler di partainya, Barack dan Michelle Obama, untuk memperkuat kampanye.

Baca juga:

Dalam kampanye di Madison, mantan Presiden Obama menyampaikan serangan tajam terhadap Trump, namun mengingatkan pendukungnya, 'Jangan hanya mencemooh, pilihlah!'

Bahkan, rapper terkenal Eminem memperkenalkan Obama di acara besar kampanye Harris di Detroit pada Selasa (22/10/2024).

Trump, di sisi lain, terus mendorong teori konspirasi, terutama terkait imigran dan lawan-lawan politiknya. Sementara itu, Harris mulai mempertanyakan kondisi mental dan fisik Trump, serta mencoba menarik simpati dari pemilih Partai Republik moderat.

Salah satu mantan pembantu utama Trump, Jenderal Marinir John Kelly, mengonfirmasi kepada The New York Times bahwa dia menganggap Trump seorang 'fasis'.

Podcast Joe Rogan, salah satu yang paling populer di AS, juga akan menayangkan wawancaranya dengan Trump pada Jumat (25/10/2024). Media non-tradisional seperti podcast memainkan peran kunci dalam kampanye Pilpres AS untuk menjangkau audiens tertentu, seperti perempuan muda dan pria kulit hitam. (AFP/Al Arabiya)

Penulis :
Khalied Malvino