
Pantau - Jalur Gaza kembali menjadi medan konflik berdarah setelah seorang sandera wanita asal Israel dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel di Gaza Utara. Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengungkapkan berita ini pada Sabtu (23/11), menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pimpinan militer Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, menyatakan bahwa nyawa sandera Israel lainnya kini dalam ancaman serius akibat agresi udara yang dilakukan Israel secara intensif. Melalui Telegram, Abu Obaida menjelaskan bahwa komunikasi dengan pejuang Hamas sempat terputus selama berminggu-minggu, hingga akhirnya kabar tentang kematian salah satu sandera wanita terungkap. Hamas menyebut sandera yang tewas ini sebagai "korban baru Netanyahu dan Kepala Staf Herzi Halevi."
Baca juga: Serangan Udara Israel Targetkan Pemimpin Hizbullah di Beirut
Sejak serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang lainnya, situasi di Gaza semakin memburuk. Israel telah meluncurkan serangan udara besar-besaran, yang menurut laporan telah menyebabkan lebih dari 44.000 warga Palestina tewas. Di sisi lain, puluhan sandera Israel dilaporkan meninggal karena serangan udara Israel yang diklaim dilakukan secara sembarangan.
Kecaman Internasional dan Tuduhan Kejahatan Perang
Netanyahu kini menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk keluarga sandera yang menuntut gencatan senjata. Kritik tajam juga datang dari oposisi yang menuduh pemerintah Israel menempatkan kepentingan politik di atas keselamatan sandera. Koalisi Netanyahu dikabarkan terancam pecah jika perang dihentikan, mengingat ancaman dari para menteri ekstremis yang menolak upaya diplomasi.
Sementara itu, tekanan hukum internasional meningkat. Netanyahu menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) atas perang di Gaza. Selain itu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang.
Masa Depan yang Tidak Menentu
Dengan jumlah korban terus meningkat dan tekanan internasional kian besar, masa depan konflik ini masih menjadi tanda tanya. Insiden kematian sandera Israel menyoroti urgensi penyelesaian damai. Namun, dengan retorika yang semakin keras dari kedua belah pihak, jalur diplomasi tampak semakin jauh dari jangkauan.
Konflik ini bukan hanya ujian bagi Netanyahu, tetapi juga bagi komunitas internasional dalam menegakkan keadilan dan melindungi nyawa sipil di tengah perang.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi