
Pantau - Iran mengumumkan rencana pembicaraan diplomatik dengan tiga negara Eropa—Prancis, Jerman, dan Inggris—untuk membahas isu strategis, mulai dari program nuklir hingga situasi di Palestina dan Lebanon. Pertemuan yang melibatkan para wakil menteri luar negeri ini dijadwalkan berlangsung Jumat (29/11), meski lokasi pastinya belum diungkapkan.
Dialog Lanjutan di Tengah Ketegangan Nuklir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyatakan pertemuan ini merupakan kelanjutan dari diskusi yang dilakukan di sela-sela Sidang Umum PBB pada September lalu."Pembicaraan akan mencakup berbagai isu regional dan internasional, termasuk situasi Palestina dan Lebanon, serta perkembangan nuklir," kata Baghaei.
Baca Juga:
Iran Desak Paus Fransiskus Pakai Pengaruhnya Setop Konflik Timteng
Langkah ini dilakukan setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan resolusi yang mengecam Iran atas kurangnya kerja sama dalam program nuklirnya. Meski demikian, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan keinginan untuk melanjutkan dialog dengan pihak Barat guna menghilangkan "keraguan dan ambiguitas" terkait program nuklir Teheran.
Tindakan Balasan Iran: Teknologi Nuklir Ditingkatkan
Sebagai respons terhadap resolusi IAEA, Iran mengumumkan peluncuran serangkaian sentrifus canggih untuk meningkatkan kapasitas pengayaan uranium. Juru bicara organisasi energi atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengungkapkan langkah ini sebagai bagian dari upaya memperkuat program nuklir negara tersebut.
Namun, Iran juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerja sama teknis dengan IAEA, menunjukkan niat menjaga jalur diplomasi tetap terbuka.
Isu Palestina dan Lebanon Jadi Sorotan
Selain nuklir, diskusi dengan Eropa akan menyoroti perkembangan di Palestina dan Lebanon, dua wilayah yang menjadi perhatian utama Iran dalam kebijakan luar negerinya. Iran menegaskan pentingnya solusi damai dan dukungan bagi negara-negara tersebut di tengah ketegangan regional yang meningkat.
Peluang untuk Dialog Berkelanjutan
Langkah Iran untuk membuka ruang diskusi dengan negara-negara Eropa dianggap sebagai bagian dari strategi diplomatik Presiden Pezeshkian, yang sejak menjabat pada Juli lalu menunjukkan pendekatan lebih inklusif terhadap dunia internasional. Pendekatan ini berupaya menjembatani ketegangan sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip utama Iran dalam isu nuklir dan geopolitik Timur Tengah.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah