
Pantau - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, membatalkan rencana kunjungannya ke Korea Selatan, menurut dua pejabat AS kepada Reuters pada Kamis (5/12/2024). Keputusan ini diambil menyusul upaya gagal Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, untuk menerapkan darurat militer pekan ini.
Mengutip Channel News Asia (CNA), Jumat (6/12/2024), seorang pejabat yang enggan menyebut namanya mengungkapkan, rencana kunjungan semula sedang dipersiapkan. Namun, kini dinilai rencana itu tidak tepat. Korea Selatan telah diberi tahu terkait perubahan jadwal tersebut.
Austin dijadwalkan meninggalkan jabatannya pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.
Darurat Militer Yoon Memicu Protes
Yoon mendeklarasikan darurat militer pada Selasa (3/12/2024) malam untuk mengonsolidasikan kekuasaan, melarang aktivitas politik, dan menyensor media. Langkah ini memicu kemarahan publik di sejumlah ruas jalan, serta kekhawatiran dari sekutu internasional Korea Selatan.
Menhan Korea Selatan, Kim Yong Hyun, yang merekomendasikan darurat militer itu telah mengundurkan diri. Pada Kamis (5/12/2024), Yoon menerima pengunduran diri Kim dan menunjuk Choi Byung Hyuk, Duta Besar Korea Selatan untuk Arab Saudi, sebagai penggantinya.
Menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan pejabat senior militer, Kim merekomendasikan deklarasi darurat militer pada Selasa (3/12/2024). Hal ini juga tercantum dalam dokumen pemakzulan Yoon yang diajukan oleh oposisi.
Peringatan untuk Pasukan AS di Korea Selatan
Diketahui, AS memiliki 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953.
Komandan Pasukan AS di Korea, Jenderal Paul LaCamera, memperingatkan pasukannya pada Rabu (4/12/2024) agar tetap waspada, menghindari lokasi protes, dan melaporkan rencana perjalanan kepada atasan jika terjadi hal tidak terduga.
Kunjungan Austin ke Korea Selatan sebelumnya dinilai penting mengingat situasi geopolitik di kawasan tersebut.
Kerja Sama Militer Korea Utara dan Rusia
Pejabat AS dan Korea Selatan menyatakan lebih dari 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke wilayah Kursk, Rusia, untuk membantu melawan pasukan Ukraina.
Pada November 2024, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu dengan Menhan Rusia dan berjanji memperluas kerja sama di semua bidang, termasuk militer, dalam kerangka kemitraan strategis yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni 2024.
Sejak pertemuan puncak Kim dan Putin pada September 2023, hubungan Korea Utara dan Rusia kian erat. Bahkan, Korea Utara dilaporkan sudah mengirim lebih dari 10.000 kontainer amunisi, howitzer otomatis, dan peluncur roket ke Rusia, menurut badan intelijen Korea Selatan.
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino