
Pantau.com - Secara tradisional, demam Q dikenal di kalangan warga yang melakukan kontak dengan sapi, domba, dan kambing, tetapi juga berasal dari hewan lain seperti kanguru, bandicoot, unta, anjing, dan kucing.
Demam Q dianggap sebagai pantogen yang muncul kembali dari meningkatnya kepentingan kesehatan masyarakat, menurut Departemen Kesehatan Federal Australia. Lembaga tersebut juga melaporkan bahwa masyarakat yang tinggal di pinggiran kota dengan populasi satwa liat yang padat, lebih tinggi risiko terkana demam Q.
Seorang pria warga Woolgoolya, Tony McRae, terkejut ketika mengetahui bahwa dirinya terjangkit demam Q setelah ia memutuskan untuk berobet ke tiga dokter, bahkan beberapa rekan main golfnya juga telah terinfeksi.
"Saya percaya kami terkena demam Q dari lapangan golf, yang terdapat banyak kanguru di sana. Badan saya mengigil hebat selama 20 menit setiap kali demam itu datang dengan sakit kepala yang luar biasa," ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu temannya yang terinfeksi telah dirawat di rumah sakit selama sembilan minggu lamanya.
Baca juga: Stop Kekerasan Binatang: Rumah Jagal Anjing Terbesar di Korsel Akhirnya Ditutup
Menurut Departemen Industri Primer NSW, dari 225 kasus yang terdeteksi di NSW pada tahun 2016, 74 persen diantaranya merupakan orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan berisko tinggi, sementara 85 persen pasien melaporkan memiliki kontak dekat dengan produk hewan dan kotoran hewan, seperti dilansir ABC, Jumat (23/11/2018).
Angka prevalensi tahunan untuk penyakit itu di bagian NSW bervariasi, namun menunjukan penurunan sejak awal tahun 1990. Ian Marsh dari Departemen Industri Primer NSW mengatakan, 50 persen kasus-kasus tersebut terkait dengan hewan ternak atau hewan.
"Ini adalah penyakit yang membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha untuk memahaminya. Vaksin saat ini agak bermasalah dan kami sedang berusaha untuk menghasilkan vaksin yang baru, yang akan jauh lebih mudah dan lebih aman untuk diberikan kepada orang-orang," kata Dr. Marsh.
Wakil Presiden AMA NSW Danielle McMullen mengatakan, ada kasus sporadis di daerah perkotaan dan masih belum jelas bagaimana itu terjadi dan mengapa beberapa orang mengembangkan gejala dan mengapa beberapa orang tidak.
"Saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu diwaspadai orang dan dokter orang yang tinggal di daerah semi-urban," kata Dr McMullen.
Otoritas kesehatan NSW mengatakan, kondisi kering dan berangin yang melanda NSW dalam beberapa bulan terakhir menempatkan orang pada risiko tambahan tertular penyakit demam Q.
Tercatat, jumlah kasus tahunan di NSW berkisar antara 181 hingga 263 dalam lima tahun terakhir dengan angka tertinggi pada 2015, yang merupakan tahun-tahun kering lainnya.
Otoritas kesehatan menyarankan penduduk untuk melakukan tindakan pencegahan ekstra terhadap penyakit tersebut selama kekeringan berlangsung.
Baca juga: WHO: India Menempati Puncak Global dalam Penanganan Malaria
- Penulis :
- Noor Pratiwi