
Pantau – Sebanyak 300 warga Afghanistan tiba di Filipina pada Senin (6/1/2025) untuk tinggal sementara sambil menunggu proses relokasi ke Amerika Serikat (AS), menurut keterangan pejabat Filipina dan AS.
Kesepakatan antara Filipina dan AS yang ditandatangani Juli 2024 memungkinkan ratusan warga Afghanistan tinggal sementara di Manila selama visa imigran khusus AS mereka diproses. Namun, keputusan ini menuai kontroversi domestik di negara mayoritas Katolik tersebut terkait kekhawatiran keamanan.
"Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Filipina (DFA) telah mengeluarkan visa masuk sesuai dengan aturan yang berlaku," demikian disampaikan Juru Bicara DFA, Teresita Daza, dalam sebuah pernyataan, melansir AFP.
Daza menambahkan, seluruh pengungsi telah melalui proses pemeriksaan keamanan ketat oleh badan keamanan nasional Filipina. Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa jumlah totalnya adalah “hingga 300.”
Menurut kesepakatan, pemerintah AS akan menanggung biaya hidup warga Afghanistan selama di Manila, termasuk makanan, tempat tinggal, perawatan medis, keamanan, dan transportasi, sebagaimana disebutkan dalam pernyataan DFA Filipina.
Para pengungsi akan tinggal di fasilitas yang dikelola oleh Koordinator Relokasi Afghanistan dari Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, sesuai pernyataan sebelumnya dari Kedutaan Besar (Kedubes) AS.
Daza juga menjelaskan, warga Afghanistan tersebut hanya diperbolehkan tinggal maksimal 59 hari dan "dibatasi di dalam fasilitas mereka" kecuali untuk wawancara di kedutaan.
Seluruh pengungsi telah menjalani pemeriksaan medis di Afghanistan sebelum keberangkatan mereka. Sejak evakuasi besar-besaran pada Agustus 2021 akibat penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan, puluhan ribu warga Afghanistan melarikan diri.
Banyak di antara mereka adalah pekerja pemerintah yang digulingkan dan berharap direlokasi melalui program visa imigran khusus AS. Namun, ribuan lainnya masih tertinggal di Afghanistan atau negara ketiga, menunggu proses visa mereka selesai.
- Penulis :
- Khalied Malvino