
Pantau - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, menegaskan Prancis harus membawa pulang warganya yang terlibat dalam aktivitas militan di Suriah.
Pernyataan ini muncul pada Jumat (10/1/2025), terkait dengan situasi di wilayah timur laut Suriah, tempat di mana Turki mengancam akan melancarkan operasi militer terhadap kelompok pejuang Kurdi.
Fidan menegaskan, tujuan utama Turki di Suriah adalah untuk memastikan "stabilitas" setelah jatuhnya rezim Bashar Assad.
Baca juga:
- Militer Turki Tewaskan 21 Militan Kurdi di Suriah dan Irak Utara
- Turki Bekuk 7 Jurnalis Imbas Demo Drone Tewaskan Wartawan Suriah
Kini, Turki memfokuskan perhatiannya pada Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang dipimpin Kurdi dan telah bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam melawan kelompok Daesh/ISIS selama lebih dari satu dekade.
Turki menganggap SDF memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah memberontak selama puluhan tahun di Turki dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki dan AS.
Pernyataan Fidan juga mencerminkan ketegangan antara Turki dan negara-negara lain yang terlibat di Suriah, terutama Prancis, yang menjadi bagian dari koalisi global demi mencegah kebangkitan kelompok Daesh/ISIS di wilayah tersebut.
Baca juga:
- Erdogan Tegas Tolak Pasukan Kurdi di Suriah
- Makam Massal 100 Korban Warga Kurdi Ditemukan, Bukti Kejahatan Saddam Hussein
"AS adalah satu-satunya mitra kami... Jujur saja, kami tidak memperhitungkan negara-negara yang mencoba mengejar kepentingan mereka sendiri di Suriah dengan bersembunyi di balik kekuatan AS," ujar Fidan.
Saat ditanya tentang kemungkinan pengiriman pasukan Prancis-AS ke timur laut Suriah, Fidan menegaskan, perhatian utama Prancis harusnya adalah membawa pulang warganya yang dipenjara di Suriah terkait aktivitas militan.
"Jika Prancis memiliki sesuatu yang perlu dilakukan, mereka harus membawa warganya, menempatkannya di penjara mereka sendiri, dan mengadili mereka," pungkasnya.
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino