Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Erdogan Tegas Tolak Pasukan Kurdi di Suriah

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Erdogan Tegas Tolak Pasukan Kurdi di Suriah
Foto: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dalam Pertemuan Gubernur di kompleks kepresidenan, Ankara, pada Selasa (7/1/2025). (Anadolu via Getty Images)

Pantau - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Selasa (7/1/2025) menyampaikan peringatan tegas terkait keberadaan pasukan Kurdi di Suriah. Ia menegaskan, di bawah pemimpin baru Suriah, tak akan ada ruang untuk “organisasi teroris” atau elemen terkait. Pernyataan ini muncul usai tumbangnya penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, pada Desember 2024, yang membuka kemungkinan intervensi Turki terhadap pasukan Kurdi. Ankara menuding kelompok tersebut memiliki kaitan dengan separatis bersenjata. Erdogan mengutarakan hal ini dalam pertemuan di Ankara dengan Perdana Menteri (PM) Wilayah Kurdistan Irak, Masrour Barzani. “Tidak ada tempat bagi organisasi teroris atau elemen terkait di masa depan Suriah baru," tegas Erdogan dalam pertemuan tersebut, mengutip Anadolu.

Baca juga:

  • Militer Turki Tewaskan 21 Militan Kurdi di Suriah dan Irak Utara
  • Makam Massal 100 Korban Warga Kurdi Ditemukan, Bukti Kejahatan Saddam HusseinTurki secara spesifik menargetkan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang menurut Ankara terhubung dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang telah memberontak melawan negara Turki selama puluhan tahun. Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, sebelumnya juga menegaskan, “Penghapusan PKK/YPG hanyalah masalah waktu,” dan menyerukan agar pasukan Kurdi yang dipimpin YPG bergabung ke dalam tentara nasional Suriah. Namun, dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap YPG dalam memerangi ISIS tetap menjadi batu sandungan bagi hubungan kedua negara. Meski begitu, Fidan memperingatkan ancaman ISIS tidak boleh dijadikan alasan untuk memperkuat PKK di kawasan tersebut. Turki terus melakukan serangan militer ke basis-basis Kurdi di Suriah dan Irak untuk mengamankan kawasan perbatasannya dari ancaman separatis.
Penulis :
Khalied Malvino