
Pantau - Sebanyak 17 warga desa di Badhal, distrik Rajouri, Jammu, India, meninggal dunia dalam kondisi misterius. Sebagian besar korban merupakan anak-anak, memicu perhatian luas pemerintah dan masyarakat.
Insiden ini pertama kali dilaporkan pada 7 Desember 2024 dan terus berlanjut hingga Januari 2025. Dari jumlah korban, 12 di antaranya adalah anak-anak, dengan usia berkisar antara tujuh hingga 15 tahun.
Gejala Mirip Keracunan
Menurut dr. AS Bhatia, Kepala Rumah Sakit Distrik Rajouri, para pasien yang dirawat mengalami muntah, diare, sakit tenggorokan, dan gangguan pernapasan. Beberapa di antaranya kehilangan kesadaran sebelum akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga:
Kesalahan Pengolahan Ayam Diduga Sebabkan Keracunan MBG di Sukoharjo
"Gejala yang ditunjukkan pasien menyerupai kasus keracunan makanan. Saat ini, kami sedang meneliti kemungkinan penyebab lainnya," ujar Bhatia.
Tim investigasi menyebutkan bahwa penyebab awal kematian diduga kuat akibat konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi. Uji sampel menunjukkan adanya jejak pestisida dalam air yang dikonsumsi warga.
Pemerintah India telah menetapkan desa Badhal sebagai zona penahanan untuk mencegah penyebaran kasus. Meski begitu, para ahli meyakini penyakit ini tidak bersifat menular dan tidak ada indikasi epidemi.
Tim investigasi yang terdiri dari polisi, ahli patologi, dan epidemiolog telah memeriksa puluhan orang dan menyegel rumah-rumah yang menjadi lokasi kematian. Warga juga diminta berhenti menggunakan mata air setempat.
“Kami fokus pada langkah pencegahan untuk mencegah insiden serupa, terutama memastikan pasokan air bersih bagi warga desa,” kata Dr. Shuja Quadri, ahli epidemiologi di Government Medical College, Rajouri.
Kematian terjadi dalam lingkup tiga keluarga yang saling berkerabat. Di antaranya, enam anak bersaudara menjadi korban. Selain itu, sepuluh orang lainnya kini dirawat di rumah sakit di Rajouri dan Chandigarh.
Meski demikian, ada kabar baik. Lima pasien, termasuk seorang anak berusia satu tahun, berhasil pulih dan diperbolehkan pulang pada 12 Desember.
"Pemulihan ini menjadi harapan bagi kami bahwa kondisi ini bisa dikendalikan," ujar Bhatia.
Langkah Selanjutnya
Para ahli terus mengawasi perkembangan kasus ini sambil menyelidiki kemungkinan penyebab lain. Pemerintah juga berupaya menyediakan air bersih bagi desa tersebut dan meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya sanitasi.
Penyelidikan lebih lanjut akan menjadi dasar untuk langkah pencegahan jangka panjang agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah