
Pantau - Pegawai Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), atau yang lebih dikenal Pentagon, diketahui menghubungkan komputer kerja mereka ke server China untuk mengakses chatbot kecerdasan buatan (AI) DeepSeek selama setidaknya dua hari sebelum aksesnya diblokir, menurut seorang pejabat pertahanan yang mengetahui masalah ini.
Baca juga: DeepSeek Guncang Pasar Saham AS, Nvidia Anjlok Drastis
Badan Sistem Informasi Pertahanan AS (DISA), yang mengelola jaringan IT Pentagon, mulai memblokir akses ke situs DeepSeek pada Selasa (28/1/2025), demikian disampaikan pejabat tersebut dan satu sumber lainnya yang enggan disebutkan namanya karena informasi ini belum dipublikasikan.
Langkah itu diambil setelah pejabat pertahanan menyadari pegawai Pentagon menggunakan chatbot tersebut. DeepSeek menyatakan dalam kebijakan privasinya terkait data pengguna disimpan di server di China dan tunduk pada hukum negara tersebut.
Pada Rabu (29/1/2025), beberapa layar kerja di Pentagon menampilkan pesan "Website Blocked" dengan alasan operasional, namun beberapa pegawai masih bisa mengakses DeepSeek, menurut pejabat pertahanan dan korespondensi yang ditinjau oleh Bloomberg News. Sementara itu, juru bicara DISA enggan berkomentar soal pemblokiran ini.
Menggebrak Pasar Saham Global
DeepSeek, dengan model AI yang dikembangkan hanya dengan biaya kurang dari 6 juta dolar AS (sekitar Rp97,56 miliar), mengguncang pasar global pekan ini.
Keberhasilannya memicu perdebatan mengenai ratusan miliar dolar yang diinvestasikan perusahaan teknologi AS dalam infrastruktur AI.
Tokoh industri teknologi seperti Marc Andreessen memuji DeepSeek, dan model AI ini langsung menduduki puncak unduhan di Apple Store.
Namun, muncul kekhawatiran keamanan, terutama terkait penyimpanan data pengguna di pusat data China dan potensi penyalahgunaannya.
Baca juga: DeepSeek Guncang Pasar AS, OpenAI Tawarkan ChatGPT Gov
Investigasi Penggunaan DeepSeek
Para pakar IT Pentagon masih menyelidiki sejauh mana pegawai pertahanan menggunakan DeepSeek melalui browser web, menurut pejabat tersebut.
Pada musim gugur 2024, personel militer AS mulai mengunduh kode DeepSeek versi awal ke komputer kerja mereka. Kala itu, tim keamanan Departemen Pertahanan AS tak curiga lantaran koneksi ke China belum terdeteksi dengan jelas.
Lonjakan minat pada rilis terbaru DeepSeek mendorong militer untuk mencari dan menghapus kode chatbot asal China dari perangkat pegawai, menurut sumber yang mengetahui kebijakan ini.
Namun, ribuan pegawai Departemen Pertahanan AS menggunakan DeepSeek melalui Ask Sage, platform perangkat lunak resmi yang tak langsung terhubung ke server China, menurut Nicolas Chaillan, CEO Ask Sage.
Militer AS menangani penggunaan DeepSeek dengan cara berbeda:
- Angkatan Laut AS melarang penggunaan DeepSeek pada Jumat (31/1/2025) karena masalah keamanan dan etika, menurut CNBC.
- Angkatan Udara AS tak memiliki kebijakan khusus terkait DeepSeek, tetapi melarang penggunaan informasi sensitif dalam sistem AI generatif komersial tanpa persetujuan resmi, kata juru bicara Laura McAndrews.
- Angkatan Darat AS telah mengeluarkan pedoman sejak Juni 2024 yang memperingatkan tantangan terkait privasi data dan keamanan.
Sejumlah personel militer kini mempertimbangkan kebijakan baru untuk melarang secara eksplisit model AI generatif buatan China, menurut korespondensi yang ditinjau oleh Bloomberg News.
Sumber: Bloomberg
- Penulis :
- Khalied Malvino