Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

WHO Desak Evakuasi Medis Gaza, Pasien Kritis Membeludak

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

WHO Desak Evakuasi Medis Gaza, Pasien Kritis Membeludak
Foto: Perwakilan WHO, Richard Peeperkorn, memberikan isyarat saat membuka Sidang Kesehatan Dunia ke-77 di Jenewa pada 27 Mei 2024. (Getty Images)

Pantau - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak percepatan evakuasi medis dari Jalur Gaza menyusul gencatan senjata, mengingat jumlah pasien kritis yang sangat tinggi.

Baca juga: Miris! 95 Persen Kompleks Medis Al-Shifa Rata dengan Tanah

Perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, Richard Peeperkorn, menggambarkan kehancuran di Gaza sebagai sesuatu yang “tak terbayangkan.” Ia mengungkapkan dari 36 rumah sakit, hanya 18 yang masih beroperasi sebagian.

“Fasilitas kesehatan yang masih berfungsi sangat terbatas,” ujar Peeperkorn dalam konferensi pers virtual dari Gaza.

Ia menambahkan, tidak ada seorang pun—termasuk petugas PBB—yang tidak terdampak oleh situasi di Gaza. Menurutnya, hampir semua orang mengalami gangguan kecemasan dan depresi, tetapi hanya ada dua psikiater yang tersedia di wilayah tersebut.

Peeperkorn juga menyampaikan beberapa rumah sakit yang sebelumnya lumpuh akibat serangan bisa kembali beroperasi setelah gencatan senjata. “Ini sesuatu yang positif,” katanya.

Namun, WHO tetap menyoroti urgensi evakuasi medis, dengan 12.000 hingga 14.000 pasien yang membutuhkan perawatan di luar Gaza. Sekitar setengah dari mereka adalah korban luka akibat serangan, sementara sisanya menderita penyakit kronis.

Meski perbatasan Rafah telah dibuka untuk evakuasi, Peeperkorn menilai itu masih jauh dari cukup.

Baca juga: Dirjen WHO Nyaris Jadi Korban Serangan Israel di Bandara Utama Yaman

“Kita perlu mempercepat evakuasi medis. Lebih banyak pasien harus bisa melewati Rafah menuju Mesir. Namun, kita juga membutuhkan koridor medis lain,” tegasnya.

Sejak 7 Oktober 2023, WHO mencatat ada 670 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, mengakibatkan 886 kematian—termasuk dokter dan warga sipil—serta 1.355 orang terluka.

Di sisi lain, Peeperkorn juga menanggapi keputusan pemerintahan Donald Trump yang menarik AS dari WHO.

“Kami menyesalkan keputusan itu dan sangat berharap akan ditinjau ulang,” katanya.

Pada 20 Januari 2025, hari pertamanya menjabat, Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif, termasuk yang memulai proses penarikan AS dari WHO.

Keputusan ini didasarkan pada empat alasan utama: kegagalan WHO dalam reformasi, beban keuangan yang tidak adil bagi AS, penanganan pandemi COVID-19 yang buruk, serta bias politik.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino

Terpopuler