Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Miris! 95 Persen Kompleks Medis Al-Shifa Rata dengan Tanah

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Miris! 95 Persen Kompleks Medis Al-Shifa Rata dengan Tanah
Foto: Delegasi WHO meninjau Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza yang hancur akibat serangan Israel pada 5 April 2024. (Anadolu)

Pantau - Kerusakan di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, fasilitas kesehatan terbesar di Jalur Gaza, telah melebihi 95 persen akibat serangan Israel.

Baca juga: Ahli PBB Soroti Dampak Kekerasan Israel di Palestina

Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, Munir al-Bursh mengatakan kepada Anadolu, bahwa militer Israel "menghancurkan lebih dari 95 persen bangunan dan peralatan di RS Al-Shifa selama beberapa bulan serangan."

Seorang juru kamera Anadolu mendokumentasikan kehancuran besar di kompleks medis tersebut, dengan sejumlah bangunan yang masih menunjukkan tanda-tanda kebakaran.

Al-Bursh menuturkan, kendati mengalami kerusakan, RS Al-Shifa terus memberikan layanan parsial kepada penduduk di 5 persen bangunan yang telah direhabilitasi.

Dia menyatakan, pihaknya "memerbaiki bangunan klinik rawat jalan lama yang sebelumnya ditinggalkan sebelum perang, dan mengubahnya menjadi departemen penerimaan dan darurat."

Al-Bursh mencatat, Kemenkes Palestina melengkapi bangunan itu dengan sekitar 30 tempat tidur untuk perawatan pasien dan merehabilitasi bagian belakang unit dialisis yang hancur untuk melanjutkan operasi secara parsial.

Dia menyoroti "tantangan signifikan yang dihadapi tim medis di Kota Gaza seiring kehancuran sistem kesehatan dan kekurangan obat-obatan serta pasokan medis."

Dia menunjukkan, kekurangan dalam daftar obat-obatan telah melebihi 60 persen, sementara kekurangan dalam pasokan medis mencapai sekitar 80 persen.

"Sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza, sejumlah obat-obatan dan pasokan medis telah masuk melalui penyeberangan Erez (Beit Hanoun) dan Zikim (di utara), tetapi jumlahnya jauh dari cukup," ujarnya.

Baca juga: UNRWA: Serangan Israel Usir 1,9 Juta Warga Gaza

"Kebutuhan akan obat-obatan dan pasokan sangat besar, dan apa yang tiba hanyalah persentase yang sangat kecil dari yang dibutuhkan. Dengan kembalinya warga Palestina yang mengungsi dari daerah selatan dan tengah... permintaan akan obat-obatan dan pasokan medis meningkat," imbuhnya.

"Tantangannya sangat besar, dan kami sangat membutuhkan pasokan obat-obatan yang cepat, perbaikan infrastruktur, pembangunan kembali rumah sakit, dan penggantian peralatan," sambungnya.

Pada 2020, RS Al-Shifa memberikan layanan pengobatan kepada 460 ribu warga dan layanan darurat kepada sekitar 250 ribu serta melakukan 25 ribu operasi, 69 sesi dialisis, dan 13 ribu persalinan.

Selama beberapa bulan serangan, militer Israel berulang kali menyerbu RS Al-Shifa, menghancurkan dan membakar sejumlah bangunannya.

Fase pertama perjanjian gencatan senjata selama enam pekan mulai berlaku pada 19Minggu (19/1/2025), menghentikan perang Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.300 warga Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak.

Serangan Israel telah mengakibatkan lebih dari 11 ribu orang hilang, dengan kehancuran luas dan krisis kemanusiaan.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan pada November 2024 untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya (Menhan) Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kekejian terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di wilayah tersebut.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino