Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Korsel Siap Hadapi Rencana Tarif Timbal Balik AS

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Korsel Siap Hadapi Rencana Tarif Timbal Balik AS
Foto: Ilustrasi kesepakatan antara AmerikaSerikat (AS) dan Korea Selatan. (iStockphoto)

Pantau - Korea Selatan akan memantau secara menyeluruh terhadap hambatan non-tarif dan kerentanan perdagangan guna merespons rencana Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif timbal balik. Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan hal ini pada Jumat (14/2/2025).

Baca juga: Waduh! Trump Siapkan Skema Tarif Impor Balasan, Perdagangan Global Terancam

Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya menginstruksikan tim ekonominya untuk merancang kebijakan tarif timbal balik terhadap negara yang mengenakan pajak tinggi pada impor dari AS. Target utama kebijakan ini meliputi Korea Selatan, China, Jepang, dan Uni Eropa.

“Dampak kebijakan ini terhadap ekonomi kita mungkin tidak terlalu besar karena tarif impor rendah berkat Perjanjian Perdagangan Bebas Korea-AS (FTA),” ujar Choi, yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Korea Selatan.

Namun, Choi menekankan AS juga berencana meninjau hambatan non-tarif, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak layanan digital. Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan akan terus memantau perkembangan situasi.

Meksi Korea Selatan memiliki tarif impor tertinggi kedua setelah India di antara 15 mitra dagang utama AS, hampir semua tarif ini telah dihapus melalui FTA yang pertama kali ditandatangani pada 2007 dan diperbarui pada 2018 di masa jabatan pertama Trump.

Para ekonom menilai FTA ini dapat mengurangi dampak kebijakan tarif timbal balik AS terhadap Korea Selatan. Sejalan dengan optimisme pasar, indeks saham Kospi melonjak hampir 3 persen dalam sepekan terakhir, mencapai level tertinggi sejak awal November 2024.

Baca juga: Korea Selatan Siap Negosiasi Peningkatan Tarif Baja 25 Persen oleh AS

“Dalam konteks tarif timbal balik, Korea Selatan mungkin bukan prioritas utama Trump, karena kita tidak memiliki banyak tarif pada impor dari AS, kecuali mungkin untuk beras,” ujar Huh Jae-hwan, ekonom Eugene Investment Securities.

Seorang pejabat dari otoritas bea cukai Korea Selatan juga menegaskan bahwa tidak ada hambatan besar yang menghalangi perdagangan barang dengan AS. Bahkan, dalam beberapa kasus, impor dari AS mendapat perlakuan lebih menguntungkan berdasarkan perjanjian perdagangan.

Choi menegaskan bahwa pemerintah akan merespons kebijakan tarif Trump dengan mengidentifikasi bidang yang menjadi perhatian utama AS serta menyiapkan materi penjelasan mengenai hambatan non-tarif Korea Selatan.

Menurut data terbaru Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tarif rata-rata Korea Selatan terhadap impor dari AS hanya 0,79 persen pada 2024 dan diperkirakan lebih rendah pada tahun ini. Sementara itu, untuk barang manufaktur, tidak ada tarif yang diberlakukan.

Langkah proaktif ini diharapkan dapat meredam dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi Korea Selatan serta menjaga stabilitas perdagangan antara kedua negara.

Sumber: REUTERS

Penulis :
Khalied Malvino