Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Waduh! Trump Siapkan Skema Tarif Impor Balasan, Perdagangan Global Terancam

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Waduh! Trump Siapkan Skema Tarif Impor Balasan, Perdagangan Global Terancam
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara saat menandatangani perintah eksekutif di Gedung Putih, Washington, DC, pada Selasa (11/2/2025). (Getty Images)

Pantau - Penasihat perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang menyiapkan skema tarif impor balasan terhadap negara-negara yang mengenakan bea masuk pada barang impor dari AS. Kebijakan ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi perang dagang global.

Baca juga: Korea Selatan Siap Negosiasi Peningkatan Tarif Baja 25 Persen oleh AS

Trump mengejutkan pasar dengan keputusannya pada Senin (10/2/2025) untuk menerapkan tarif impor baja dan aluminium mulai 12 Maret 2025. Langkah ini mendapat kecaman dari Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa, sementara Jepang dan Australia berupaya mendapatkan pengecualian.

Industri yang bergantung pada impor baja dan aluminium kini menghadapi lonjakan biaya produksi. Sebelumnya, Trump juga telah menetapkan tarif tambahan 10 persen pada barang impor China sejak Selasa (4/2/2025), dengan China memberlakukan tindakan balasan pekan ini.

Tarif sebesar 25 persen terhadap produk dari Meksiko dan Kanada ditunda hingga 4 Maret 2025 untuk memberi waktu negosiasi terkait keamanan perbatasan dan penyelundupan fentanyl.

Beberapa pekerja AS menyambut baik tarif baru ini, tetapi perusahaan manufaktur mengkhawatirkan dampaknya pada rantai pasokan.

Pejabat Gedung Putih belum memberikan rincian lebih lanjut tentang tarif berikutnya, meski Trump menyebut akan mengumumkan kebijakan tarif balasan dalam dua hari mendatang, termasuk tarif khusus untuk mobil, semikonduktor, dan farmasi.

Baca juga: Trump Terapkan Tarif 25 Persen untuk Kanada dan Meksiko Mulai 1 Februari 2025

Pakar perdagangan menilai rencana tarif balasan ini sangat kompleks. William Reinsch dari Centre for Strategic and International Studies menyebut pemerintah mungkin memilih tarif tetap 10-20 persen atau menerapkan sistem berbeda untuk tiap negara sesuai dengan tarif yang mereka kenakan pada AS.

Damon Pike, spesialis perdagangan dari BDO International, menambahkan kebijakan ini merupakan tantangan besar karena setiap negara memiliki tarif berbeda.

"Dengan 186 anggota Organisasi Kepabeanan Dunia dan sekitar 5.000 kategori produk, ini hampir seperti proyek kecerdasan buatan," ujarnya.

Trump bisa menggunakan berbagai regulasi untuk mewujudkan kebijakan ini, termasuk Trade Act 1974 yang memungkinkan tarif maksimal 15% selama enam bulan, atau Tariff Act 1930 yang memungkinkan tindakan terhadap diskriminasi perdagangan. Namun, Reinsch memperingatkan kebijakan ini bisa merugikan AS sendiri.

"Misalnya, jika Kolombia memiliki tarif tinggi untuk melindungi industri kopinya, maka kita juga akan mengenakan tarif tinggi pada kopi mereka, padahal AS tidak memproduksi kopi. Yang dirugikan adalah konsumen AS," jelasnya.

Sumber: REUTERS

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Sofian Faiq