
Pantau - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadapi situasi yang kontras dalam lawatan diplomatiknya ke Amerika Serikat dan Inggris. Di Washington, pertemuannya dengan Presiden Donald Trump berubah menjadi perdebatan panas yang berujung pada pengusiran, sementara di London, ia disambut dengan hangat oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Ketegangan di Gedung Putih
Pertemuan Zelensky dengan Trump di Gedung Putih awalnya dirancang untuk membahas kerja sama strategis, termasuk kesepakatan mineral. Namun, suasana berubah menjadi tegang setelah Wakil Presiden AS JD Vance mengungkapkan pandangannya mengenai diplomasi sebagai jalan menuju perdamaian di Ukraina.
Zelensky, yang selama tiga tahun terakhir mendapat dukungan kuat dari Barat, merespons pernyataan Vance dengan nada tidak percaya, mempertanyakan pendekatan diplomatik yang dimaksud. Hal ini memicu kemarahan Trump, yang menuduh Zelensky tidak menghormati upaya diplomasi dan menyebutnya mempertaruhkan Perang Dunia III.
Baca Juga:
Debat Panas Trump-Zelenskyy di Gedung Putih Bahas Konflik Ukraina-Rusia
Ketegangan meningkat hingga Trump akhirnya meminta Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa mencapai kesepakatan apa pun.
Sambutan Hangat di Inggris
Berbeda dengan situasi di AS, Zelensky disambut hangat oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam pertemuan di London. Starmer menegaskan dukungan penuh Inggris terhadap Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Inggris dan Ukraina menandatangani perjanjian pinjaman sebesar GBP 2,26 miliar (sekitar Rp 47,2 triliun) untuk mendukung pertahanan Ukraina. Dana tersebut akan digunakan untuk produksi senjata, dengan pembayaran kembali dari aset Rusia yang telah dibekukan oleh Ukraina.
"Orang yang memulai perang harus membayarnya," ujar Zelensky melalui akun media sosialnya.
Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III serta menghadiri pertemuan darurat dengan para pemimpin Eropa dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Kontras Diplomasi
Perbedaan perlakuan yang diterima Zelensky di Washington dan London mencerminkan perubahan dinamika politik global. Sementara Trump mengambil pendekatan lebih pragmatis dan enggan terlibat lebih jauh dalam konflik Ukraina, Inggris justru semakin memperkuat komitmennya terhadap Kyiv.
Bagi Zelensky, tantangan diplomasi semakin besar, mengingat dukungan internasional yang tidak lagi sepenuhnya sejalan seperti sebelumnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah